menu

Gempa bumi sebesar 3 8 pada skala Richter melanda Afghanistan pada hari Minggu, sebuah pernyataan oleh Pusat Nasional untuk Seismologi (NCS) mengatakan.

Sesuai NCS, gempa bumi terjadi pada kedalaman dangkal 10 km, membuatnya rentan terhadap gempa susulan. “Persamaan M: 3 8, pada: 08/ 06/ 2025 07: 53: 19 IST, LAT: 36 61 n, Long: 71 36 E, DEEPNESS: 10 KM, LOKASI.

Gempa bumi dangkal seperti ini lebih berbahaya daripada yang lebih dalam karena pelepasan energi yang lebih besar lebih dekat ke permukaan bumi.

Penyebabnya guncangan tanah yang lebih kuat dan meningkatkan kerusakan pada struktur dan korban, dibandingkan dengan gempa bumi yang lebih dalam, yang kehilangan energi saat mereka melakukan perjalanan ke permukaan.

Sebelumnya pada hari Sabtu, gempa bumi sebesar 4, 2 menyentak wilayah tersebut, kata NCS.

NCS berbagi detail gempa bumi pada x, “Persamaan M: 4 2, pada: 07/ 06/ 2025 01: 05: 55 IST, LAT: 36 50 N, Panjang: 67 82 E, kedalaman: 126 km, Lokasi: Afghanistan.”

Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, dan pegunungan Hindu Kush adalah daerah yang aktif secara geologis di mana gempa terjadi setiap tahun, menurut Palang Merah.

Afghanistan duduk di berbagai garis patahan antara pelat tektonik India dan Eurasia, dengan garis patahan juga berjalan langsung melalui Herat.

Lokasinya pada beberapa garis patahan aktif di sepanjang zona tabrakan antara lempeng tektonik India dan Eurasia menjadikannya wilayah yang aktif secara seismik. Piring -piring ini bertemu dan bertabrakan, menyebabkan aktivitas seismik yang sering.

Sesuai Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Unocha), Afghanistan tetap sangat rentan terhadap bencana alam, termasuk banjir musiman, tanah longsor dan gempa bumi.

Gempa bumi yang sering terjadi di Afghanistan ini menyebabkan kerusakan pada komunitas yang rentan, yang sudah bergulat dengan konflik selama puluhan tahun dan kurang pengembangan dan telah meninggalkan mereka dengan sedikit ketahanan untuk mengatasi beberapa guncangan simultan, kata Unocha.

Tautan sumber