Senin, 9 Juni 2025 – 06:21 WIB
Jakarta, Viva – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyoroti persoalan ekspor produk halal untuk Indonesia. Dia menyebut bahwa Indonesia belum bisa menjadi salah satu pemain utama dalam memberikan rantai pasok industri halal dunia.
Baca juga:
Dedi Mulyadi Dilaporkan ke Bareskrim, Intip Rincian Harta Deddy Corbuzier yang Nyaris Rp 1 Triliun
“Tapi memang harus diakui saat ini Indonesia belum menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal dunia,” ujar Gibran Rakabuming dalam video monolog di akun YouTube, dikutip Minggu 8 Juni 2025 malam.
Ilustrasi produk dan logo halal.
Baca juga:
Santer Kabar Reshuffle Kabinet, Pengamat: Apalagi yang Ditunggu?
Gibran menjelaskan bahwa Indonesia menjadi top 3 Global Islamic Economy Index. Capaiannya terjadi pada tahun 2024 silam.
“Ekspor produk halal kita juga terus meningkat. Dalam enam tahun terakhir pertumbuhannya mencapai 7 persen,” kata Gibran.
Baca juga:
Megawati Turut Sumbang Sapi Kurban ke Masjid Istiqlal, Beratnya 1 Ton Lebih
Eks Wali Kota Solo itu, mengatakan 15 dari 30 perusahaan produsen halal dunia ternyata berasal dari Indonesia. Hal itu menjadi sebuah potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi negara industri halal.
“Kita masih menempati peringkat 8 eksportir produk halal dunia. Bahkan negara lain dengan jumlah penduduk muslim yang jauh lebih sedikit dari kita, mampu memimpin menjadi peringkat pertama,” kata Gibran.
Pasar halal, kata Gibran, saat ini masih bisa dikuasai oleh Indonesia. Alasannya, dengan adanya 245 juta jiwa penduduk Indonesia adalah umat muslim dan menjadi yang terbesar di dunia.
Oleh sebab itu, pemerintah dibawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo terus berupaya membangun ekosistem ekonomi syariah yang bergaya saing, inklusif dan membawa keberkahan bagi masyarakat.
“Kita harus bergerak cepat, kita tidak boleh tertinggal, kita harus mampu memaksimalkan potensi lokal yang ada, untuk memanfaatkan ruang pasar syariah global sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa,” ucapnya.
Lantas, Pemerintah Indonesia saat ini akan melakukan pengembangan melalui ekonomi syariah.
“Di KTT D-8, Bapak Presiden menegaskan dukungannya terhadap pengembangan ekonomi syariah dengan menciptakan halal value chain melalui jaringan ekonomi halal yang terus diperkuat,” ucapnya.
“Teman-teman, pengembangan ekonomi syariah bukan hanya sekedar hitung-hitungan ekonomi. Tapi lebih dari itu, ini adalah tentang arah, dekat dan nilai yang ingin kita bangun untuk menciptakan pendorong ekonomi baru yang lebih adil, inklusif dan bermanfaat bagi banyak umat,” imbuh Gibran
Source : ANTARA/Andi Firdaus
Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak hanya membangun kekuatan ekonominya. Tetapi juga melestarikan nilai-nilai yang menjadi kekayaan bangsa tersebut.
Halaman Selanjutnya
“Kita harus bergerak cepat, kita tidak boleh tertinggal, kita harus mampu memaksimalkan potensi lokal yang ada, untuk memanfaatkan ruang pasar syariah global sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa,” ucapnya.