Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan 3.270 judul buku anak terjemahan berkualitas sebagai bagian dari program Gerakan Literasi Nasional 2025-2029. Inisiatif ini sekaligus merespons data UNESCO yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-62 dari 70 negara dalam tingkat literasi anak.
Latar Belakang: Darurat Literasi Anak Indonesia
Pertama-tama, Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menjelaskan alasan mendasar program ini:
“Kami menemukan bahwa 1 dari 3 anak Indonesia hanya memiliki akses ke kurang dari 5 buku non-teks pelajaran. Padahal, Bank Dunia membuktikan setiap 1% peningkatan literasi dapat menaikkan PDB per kapita 2,3%.”
Lebih spesifik, survei Kemendikbudristek menunjukkan:
- 68% sekolah dasar di daerah 3T tidak memiliki perpustakaan
- 45% orang tua mengeluh kesulitan mendapatkan buku anak berkualitas
- Minat baca anak Indonesia hanya 0,001% (artinya rata-rata anak membaca 1 buku per tahun)
Detail Buku Terjemahan: Kualitas Internasional, Harga Terjangkau
Pemerintah menyiapkan 3 paket buku dengan karakteristik unik:
1. Paket Dunia Fantasi (1.000 Judul)
- Terjemahan dari 25 negara termasuk Islandia dan Korea Selatan
- Contoh: Serial “Petualangan Totto-chan” (Jepang) edisi ilustrasi baru
- Harga: Rp 15.000-25.000 (disubsidi 70%)
2. Paket Sains Interaktif (1.200 Judul)
- Buku pop-up “How Things Work” edisi bahasa Indonesia
- Dilengkapi QR code untuk video penjelasan
- Sudah lolos uji kelayakan oleh LIPI
3. Paket Kearifan Lokal (1.070 Judul)
- Adaptasi cerita rakyat 90 etnis Indonesia
- Tersedia dalam 56 bahasa daerah
- Dilengkapi audiobook via aplikasi
Mekanisme Distribusi Inovatif
Tidak hanya itu, pemerintah menerapkan 4 strategi jitu untuk memastikan buku sampai ke tangan anak:
- Mobile Library
- 200 truk perpustakaan keliling akan menjangkau 183 kabupaten 3T
- Dilengkapi wifi gratis untuk akses versi digital
- Kolaborasi dengan Warung Pintar
- Buku akan dijual Rp 5.000 di 50.000 warung kelontong
- Sistem tukar buku bekas dapat diskon
- Digitalisasi Massal
- 100% buku tersedia gratis di platform iPusnas dan Let’s Read
- Fitur read-along dengan narator profesional
- Program Adopsi Perpustakaan
- Perusahaan bisa berdonasi 1.000 buku ke 1 sekolah
- Mendapat tax deduction 125%
Dukungan Luar Negeri dan Bukti Keberhasilan Awal
Yang menarik, program ini mendapat dukungan dari:
- UNICEF: Penyediaan 500 judul buku internasional
- British Council: Pelatihan penerjemah lokal
- Room to Read: Pendanaan untuk 200 perpustakaan
Hasilnya, dalam 3 bulan pertama:
✓ 2,3 juta eksemplar terjual
✓ 8.700 sekolah menerima paket buku
✓ Aplikasi Let’s Read unduhan naik 400%
5 Manfaat Jangka Panjang
Para ahli memprediksi program ini akan:
- Meningkatkan skor PISA literasi 15 poin dalam 3 tahun
- Mengurangi angka putus sekolah di daerah 3T
- Menumbuhkan minat menulis pada anak
- Memperkuat toleransi antarbudaya
- Menciptakan pasar buku anak Rp 2 triliun/tahun
Testimoni yang Mengharukan
Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Maria (9 tahun) berbagi:
“Aku sekarang punya 10 buku cerita dari program ini. Yang paling suka ‘Petualangan di Negeri Es’ dari Norwegia. Besok aku mau jadi penjelajah!”
Tantangan dan Solusi
Meski demikian, beberapa kendala masih muncul:
- Logistik ke pulau terpencil
- Keterbatasan penerjemah bahasa daerah
- Tingkat buta aksara di atas 60 tahun
Untuk mengatasi, pemerintah akan:
- Gunakan drone delivery untuk daerah terisolir
- Buka kursus penerjemah daring
- Sediakan versi braile dan audio
Aksi Nyata yang Bisa Dilakukan Masyarakat
Bagi yang ingin mendukung:
- Donasi buku via Kitabisa.com
- Jadi relawan membaca di sekolah
- Beli buku terjemahan untuk hadiah
- Adukan kelangkaan buku di 1500-808
Kesimpulan: Investasi Masa Depan Bangsa
Peluncuran 3.270 buku terjemahan ini bukan sekadar program, melainkan:
✔ Revolusi literasi terbesar sejak era kemerdekaan
✔ Jembatan pengetahuan antarbangsa
✔ Warisan abadi untuk generasi mendatang














