Bahkan ketika penyerang menggunakan AI ketika mereka mencoba rute baru untuk menyusup ke jaringan, sebuah laporan baru dari Akamai Technologies mengatakan bahwa segmentasi mikro mengurangi waktu penahanan ransomware dan membantu merespons ancaman siber dengan lebih cepat, dan hal ini menyebabkan berkurangnya biaya asuransi siber. Hal ini menyebabkan negara-negara yang belum mengadopsi akan merencanakan implementasinya dalam waktu dua tahun, sementara lebih dari dua pertiga negara yang sudah mengadopsi teknologi ini berharap dapat meningkatkan investasi mereka. Laporan tersebut mensurvei 1.200 pemimpin keamanan dan teknologi di seluruh dunia.
Meskipun 90% organisasi telah mengadopsi beberapa bentuk segmentasi, hanya 35% yang telah menerapkan mikrosegmentasi di seluruh lingkungan jaringan mereka. Kesenjangan antara niat dan pelaksanaan membuat banyak perusahaan rentan terhadap ancaman siber. Organisasi yang menanggapi survei ini mengidentifikasi pendorong utama berikut ketika mengadopsi mikrosegmentasi:
-
Berisi serangan ransomware: 79% organisasi mengalami setidaknya satu serangan ransomware dalam 24 bulan terakhir. Dari organisasi yang telah mengadopsi mikrosegmentasi, 63% melakukannya untuk membantu membendung serangan ransomware dan mencegah penyebaran ke seluruh jaringan.
-
Merespon insiden dengan lebih cepat: 56% ingin merespons insiden keamanan secara lebih cepat dan efektif dengan menerapkan segmentasi mikro.
-
Lindungi aset penting: 74% organisasi mengadopsi segmentasi mikro untuk mengisolasi aset mereka yang berisiko tinggi dari potensi ancaman.
-
Perlindungan terhadap ancaman internal: 57% bertujuan untuk melindungi sistem mereka dari ancaman orang dalam, baik yang berbahaya maupun tidak disengaja, melalui segmentasi mikro.
-
Memenuhi persyaratan peraturan: 57% mengadopsi segmentasi mikro untuk mematuhi standar peraturan dan menghindari potensi hukuman.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa organisasi keamanan (dengan pendapatan tahunan lebih dari $1 miliar) yang telah menerapkan mikrosegmentasi melaporkan bahwa waktu penahanan ransomware berkurang sebesar 33%, sehingga mempercepat waktu mitigasi.
Peran Mikrosegmentasi Dalam Asuransi Cyber
Asuransi siber juga menjadi hal yang wajib dimiliki dalam lanskap ancaman saat ini. Meskipun hal ini tidak menggantikan strategi keamanan yang komprehensif, hal ini membantu organisasi pulih secara finansial setelah pelanggaran atau serangan ransomware dan mendorong pertahanan yang lebih kuat dengan manajemen risiko yang lebih cerdas. Sekitar 75% organisasi yang merespons melaporkan bahwa perusahaan asuransi kini menilai postur segmentasi selama penjaminan.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa organisasi semakin mengasosiasikan kematangan segmentasi dengan premi asuransi yang lebih rendah, pemrosesan klaim yang lebih cepat, kesiapan audit yang lebih kuat, dan hasil ransomware yang lebih baik. Banyak organisasi telah melaporkan bahwa segmentasi mikro memberikan banyak manfaat terkait asuransi siber:
-
Pelaporan audit yang disederhanakan: 85% organisasi menemukan bahwa segmentasi membuat pelaporan audit lebih mudah, yang pada gilirannya membantu 33% mengurangi biaya yang terkait dengan pengesahan dan jaminan.
-
Premi asuransi yang lebih rendah: 60% organisasi yang disurvei telah menerima pengurangan premi terkait dengan jatuh tempo segmentasi.
-
Peningkatan hasil klaim: 74% organisasi percaya bahwa segmentasi yang lebih kuat meningkatkan kemungkinan klaim asuransi mereka disetujui.
Tantangan Dalam Adopsi
Kesadaran mikrosegmentasi meningkat, namun banyak organisasi masih terhenti pada tahap awal penerapannya. Entitas-entitas ini masih mengandalkan pendekatan segmentasi utara-selatan yang lama, menjadikan mereka rentan terhadap meningkatnya serangan siber dan pergerakan lateral.
Responden menyebutkan beberapa tantangan umum dalam penerapan mikrosegmentasi, termasuk kompleksitas jaringan (44%), kesenjangan visibilitas (39%), dan hambatan operasional (32%). Terlepas dari hambatan-hambatan tersebut, organisasi-organisasi yang telah berhasil menerapkan mikrosegmentasi melaporkan lebih sedikit sistem yang terkompromi, biaya pemulihan yang lebih rendah, dan kelangsungan bisnis yang lebih kuat, menurut laporan tersebut.