Bhide menggambarkan pengoperasian Aqua Line 3 (Colaba–Bandra–SEEPZ) sebagai ‘perjalanan yang sangat memuaskan.’ Namun ia juga mengakui bahwa tantangan terberat proyek ini adalah ‘berhubungan dengan manusia’.

“Ada kalanya kami tidak yakin karena berbagai tantangan. Saat ini, orang-orang menggunakannya dengan wajah tersenyum,” ujarnya. Ketua MMRCL yang juga merupakan Sekretaris Utama Tambahan untuk Ketua Menteri Maharashtra, mengatakan bahwa hambatan paling kuat datang dari pelaksanaan pembangunan yang dalam dan berintensitas tinggi di Mumbai, yang sangat padat.

Koridor 26 stasiun seluruhnya berada di bawah tanah, melintasi lingkungan padat penduduk dan batuan basal keras. “Kami telah membangun ruang bawah tanah seluas lima lakh kaki persegi di Mumbai dari batuan basal keras, jadi ini merupakan tantangan konstruksi,” katanya, seraya menambahkan bahwa pengerjaannya memakan waktu lima hingga tujuh tahun di dekat kawasan pemukiman.

“Meskipun ada upaya untuk meminimalkan gangguan, orang-orang juga ikut menderita karena debu dan kebisingan,” katanya. Mengelola pemukiman kembali, rehabilitasi dan pekerjaan berkelanjutan di halaman belakang rumah penduduk menjadikan keterlibatan masyarakat sebagai komponen yang sangat penting dalam proyek ini.

“Kami harus memindahkan warga, mengeluarkan mereka dari rumahnya dan merehabilitasi mereka, namun hal yang paling penting adalah bekerja di halaman belakang rumah warga karena proyek ini melewati lingkungan yang sangat padat,” jelas Bhide.

Seluruh bentangan Mumbai Metro Jalur-3 sepanjang 33,5 km antara Cuffe Parade dan Aarey JVLR, mulai beroperasi pada 9 Oktober 2025.

Tautan Sumber