Jumat, 26 September 2025 – 19: 34 WIB

Jakarta, Viva — Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan psychological dan fisik kian memengaruhi cara orang berlibur. Jika sebelumnya liburan lebih identik dengan relaksasi atau eksplorasi destinasi, kini wisatawan semakin memandang perjalanan sebagai investasi untuk kesejahteraan diri.

Baca juga:

IHSG Diprediksi Melesat, Pantau 5 Rekomendasi Saham Potensial Cuan Pilihan Analis

Data Kementerian Pariwisata Indonesia mendukung tren ini. Sebanyak 56, 41 % pakar memprediksi wisata kesehatan dan Kesehatan akan menjadi tren utama pada 2025 Angka tersebut menandakan bahwa liburan sehat bukan lagi pasar khusus, melainkan pilihan populer yang berpotensi mendorong belanja wisata secara signifikan.

Fenomena ini membuka peluang besar bagi industri pariwisata untuk menggarap segmen Pariwisata Kesehatan yang tengah naik daun. Dalam momentum Hari Kesehatan Mental Sedunia, Traveloka, salah satu platform perjalanan besar di Asia Tenggara menyoroti perubahan tren wisata tersebut.

Baca juga:

IHSG Diprediksi Cerah Disokong Beragam Katalis, Analis Soroti 5 Saham Potensial Cuan

“Perjalanan kini tidak lagi sekadar tentang menjelajahi destinasi, tetapi juga menjadi sarana untuk merawat kesehatan fisik dan mental, serta memperkuat koneksi dengan hal-hal yang bermakna,” kata Baidi Li, VP Commercial Traveloka, seperti dikutip dari keterangannya, Jumat, 26 September 2025

Candi Prambanan.

Candi Prambanan.

Foto:

  • VIVA/ Cahyo Edi/ Yogyakarta

Baca juga:

KPK Ungkap Jual Beli Kuota Haji Terjadi Antara Sesama Biro Traveling

Platform ini juga mengangkat 10 perjalanan inspiratif yang menggabungkan elemen kesehatan, kebugaran, dan pengalaman budaya. Rekomendasi tersebut dirilis bersamaan dengan program promosi 10 10 Traveling Sale yang berlangsung pada 1– 10 Oktober 2025

“Melalui 10 10 Traveling Sale, Traveloka ingin mendorong lebih banyak wisatawan untuk menjadikan health sebagai bagian dari pengalaman perjalanan mereka. Pada saat yang sama, kami juga berupaya memberikan nilai tambah bagi komunitas lokal dan pertumbuhan industri pariwisata,” paparnya.

Perusahaan perjalanan tersebut juga menampilkan daftar destinasi favorit pengguna pada paruh pertama 2025 Lokasi yang dikurasi mencakup Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Yogyakarta, Balikpapan, Padang, Batam, dan Pekanbaru.

Tiap destinasi dipadukan dengan pengalaman health yang berbeda, mulai dari yoga exercise, bersepeda, hiking, hingga kuliner sehat.

Beberapa contoh yang ditawarkan antara lain: yoga di Ubud, Bali; bersepeda melintasi situs bersejarah di Yogyakarta; petualangan olahraga seperti berselancar dan snorkeling di Lombok; relaksasi di Danau Toba yang masuk dalam Kaldera Geopark Global UNESCO; serta health staycation di hotel-hotel premium Jakarta dengan fasilitas spa dan pusat kebugaran.

Pengalaman lainnya juga beragam. Wisatawan dapat menikmati travelling di Gunung Batur dengan pemandangan matahari terbit, mengikuti rute lari di Surabaya, menjelajahi olahraga air di Pulau Bintan, hingga perjalanan kuliner di Padang yang dipadukan dengan wisata alam di Lubuk Nyarai.

Di Makassar, wisatawan bisa menutup hari dengan jalan santai di tepi pantai sambil menikmati matahari terbenam. Selain promosi paket perjalanan, perusahaan ini juga menggandeng maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, dan Singapore Airlines dalam program Airline company Brand Day.

Bagi ekonomi nasional, tren wellness tourist membuka potensi besar. Tidak hanya mendorong tingkat hunian resort dan konsumsi di sektor health club, olahraga, maupun kuliner sehat, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal di destinasi wisata.

Halaman Selanjutnya

Perusahaan perjalanan tersebut juga menampilkan daftar destinasi favorit pengguna pada paruh pertama 2025 Lokasi yang dikurasi mencakup Jakarta, Surabaya, Bali, Makassar, Medan, Yogyakarta, Balikpapan, Padang, Batam, dan Pekanbaru.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber