Sabtu, 13 Desember 2025 – 14:30 WIB
Spanduk penolakan alih fungsi Terminal Cicaheum menjadi depo BRT terpasang di sejumlah sudut di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Sabtu (13/12/2025). Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com
jabar.jpnn.comKOTA BANDUNG – Rencana alih fungsi Terminal Cicaheum menjadi depo moda transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya mendapatkan sejumlah penolakan.
Teranyar, gabungan pedagang hingga PO Bus di Terminal Cicaheum menolak pemindahan lokasi ke Leuwipanjang.
Pantauan JPNN di lokasi, spanduk penolakan bertuliskan ‘Kami warga Terminal Cicaheum menolak keras Terminal Cicaheum dipindahkan’ terpasang di setiap sudut. Spanduk-spanduk itu dipasang warga yang mencari nafkah di Terminal Cicaheum.
Salah seorang pekerja PO Bus di Terminal Cicaheum, Roni (47 tahun) mengatakan, kabar terkait perubahan fungsi Terminal Cicaheum sudah digaungkan sejak Kota Bandung dibawah kepemimpinan Dada Rosada dan Ridwan Kamil. Namun itu tidak terealisasikan dan sempat meredup.
Kemudian pada 2025, rencana tersebut kembali muncul. Kabar itu membuat warga Terminal Cicaheum seperti pekerja di PO bus hingga pedagang resah.
Roni menyebut, mereka menggantungkan hidup di sana. Karena keresahan itu, warga Terminal Cicaheum menolak perubahan fungsi menjadi depo BRT.
“Kami menolak itu, bukan hanya menolak secara pribadi untuk perwakilan bis, ini mewakili semua yang ada elemen masyarakat di Terminal Cicaheum. Termasuk di sini pedagang ini mau dikemanain. Jadi lebih kepada dampak sosialnya ini,” kata Roni ditemui di Terminal Cicaheum, Sabtu (13/12/2025).
Tak hanya spanduk penolakan, ada juga petisi yang ditandatangani oleh masyarakat yang menolak Terminal Cicaheum berubah fungsi.
Pedagang dan PO bus menolak rencana alih fungsi Terminal Cicaheum jadi depo BRT. Warga khawatir kehilangan mata pencaharian.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google Berita













