menu

Konflik Israel-Iran: Pentagon rupanya merilis rekaman pembom B- 2 siluman sebelum dan sesudah mengeksekusi Operasi Twelve o’clock at night Hammer, di mana AS meluncurkan serangan pada tiga fasilitas nuklir Iran di tengah ketegangan yang meningkat antara Teheran dan Israel.

Rekaman itu, sekarang menjadi viral di media sosial, menunjukkan pesawat militer terbang dari pangkalannya dan kemudian kembali setelah kesimpulan yang berhasil dari operasi.

Pangkalan, sekitar 73 mil (117 kilometer) tenggara Kansas City, adalah rumah bagi Bom Wing ke- 509, satu-satunya unit militer AS yang mengoperasikan pembom roh B- 2

B- 2 pembom siluman di Iran

Administrasi Presiden AS Donald Trump menjatuhkan ‘muatan bom’ di tiga situs nuklir di Iran dalam misi pada hari Minggu pagi, memasuki perang bersama Israel untuk mencegah Teheran memiliki senjata nuklir.

Sekelompok pembom B- 2 Amerika-satu-satunya jet yang mampu mengerahkan amunisi shelter bunker seberat 30 000 pon dengan tembakan melanggar gunung-gunung yang menyelimuti fasilitas nuklir Fordow Iran-terbang ke barat melintasi Samudra Pasifik.

Mereka bertindak sebagai umpan ketika pilot pilot AS menjatuhkan 14 bom 30 000 pound pada hari Minggu pagi waktu setempat di dua pabrik pengayaan uranium bawah tanah utama di Iran.

Pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di luar Kansas City pada hari Jumat untuk perjalanan 18 jam di seluruh dunia, mengisi bahan bakar beberapa kali di udara, menurut sebuah laporan oleh New York Article.

Dalam operasinya 37 jam, AS melakukan serangan di situs nuklir Fordow, Isfahan dan Natanz di Iran.

Pada akhirnya, operasi Sabtu malam, yang menurut AS diperlukan untuk mencegah Iran memperoleh bom nuklir, dianggap berhasil oleh Government.

Dijuluki Operasi Midnight Hammer, para pejabat AS mengatakan rencana itu ditandai oleh “pemogokan presisi” yang “menghancurkan program nuklir Iran”.

Gencatan senjata Israel-Iran

Israel dan Iran setuju untuk tidak saling menembak ketika perang dimulai oleh Tel Aviv memasuki hari ke – 12

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menyetujui gencatan senjata bilateral dengan Iran dalam koordinasi dengan Trump, sementara berjanji untuk menanggapi pelanggaran selanjutnya.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa negaranya tidak akan menembak Israel jika tidak ditembakkan, tetapi bahwa “keputusan akhir tentang penghentian operasi militer kita akan dilakukan nanti.”

Namun, kedua negara saling menuduh melanggar gencatan senjata setelah Trump mengumumkan bahwa itu sudah ada. Langkah itu dikritik oleh presiden AS, yang meminta Israel untuk menghentikan pemboman.

Tautan sumber