Diterbitkan 17 September 2010


Berlangganan

Türkiye telah menjadi penjamin perdamaian, stabilitas, dan keadilan, kata Menteri Luar Negeri negara itu pada hari Rabu, menekankan peran yang telah dimainkan Ankara untuk mencegah dan mengakhiri konflik.

“Our diplomatic strength plays a decisive role in preventing and ending wars. Today, Türkiye has become the guarantor of peace, stability, and justice in our region. Thanks to diplomacy conducted under the leadership of the head of state, Israel’s illegitimate policies and the oppression of Zionism have been exposed, while the Palestinian cause has gained momentum and support in international forums,” Hakan Fidan Dikatakan pada upacara peletakan batu pertama untuk kompleks Kementerian Luar Negeri Turki yang baru di ibukota Ankara.

“Hari ini, dari Ukraina ke Suriah, dari Kaukasus ke Tanduk Afrika, Türkiye telah menjadi aktor yang dapat membentuk dinamika regional,” kata Fidan, menambahkan bahwa berkat presiden Recep Tayyip ErdoganKepemimpinan yang kuat, negara ini telah mampu menjauh dari “Circle of Flames.”

Menyoroti transformasi diplomasi, Fidan mengatakan bahwa dengan munculnya diplomasi modern, kebiasaan abad ke -17 dan ke -18 memberi jalan pada prosedur baru dan metode yang lebih dilembagakan.

Dia menggarisbawahi bahwa diplomasi telah berevolusi dari kontak sementara menjadi hubungan yang kompleks dan komprehensif yang dijalin dengan saling ketergantungan.

“Kami juga memperluas kehadiran kami di luar negeri. Dengan 263 misi asing, kami sekarang memiliki jaringan diplomatik terbesar ketiga di dunia,” tambahnya.

Fidan menggarisbawahi bahwa geografi baru, tantangan baru, keseimbangan bergeser, dan peluang baru ada di depan, dan oleh karena itu, diplomasi yang lebih kuat diperlukan lebih dari sebelumnya.

Dia menekankan bahwa diplomasi Turki berakar pada tradisi yang sudah mendarah daging dan memori kelembagaan yang mencakup berabad -abad.

“Hari ini, ada Türkiye yang mengejar kebijakan luar negeri independen dan nasional, yang memiliki suara tentang masalah regional dan global,” katanya.

Fidan mengatakan bahwa perjanjian, menit, dan memoar yang diawetkan di arsip kementerian juga berfungsi sebagai ingatan bangsa Turki.

Tautan Sumber