Presiden Donald Trump terus meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicholas Maduro, dengan mengatakan akan menjadi tindakan yang “pintar” jika dia mundur dan memperingatkannya untuk tidak bersikap “keras”.

Trump, ketika menjawab pertanyaan wartawan di klub Mar-a-Lago di Florida pada Senin malam, secara langsung ditanya apakah tujuan utama pemerintahannya di Venezuela adalah untuk menggulingkan Maduro dari kekuasaan.

“Yah, menurutku mungkin saja begitu. Aku tidak bisa memberitahunya. Terserah dia apa yang ingin dia lakukan. Menurutku, tindakan itu adalah tindakan yang cerdas baginya. Tapi sekali lagi, kita akan mencari tahu,” kata Trump.

Pada saat yang sama, Trump mengeluarkan peringatan kepada Maduro.

“Dia bisa melakukan apapun yang dia mau, tidak apa-apa, apapun yang dia ingin lakukan. Jika dia ingin melakukan sesuatu, jika dia bersikap tangguh, itu akan menjadi kali terakhir dia bisa bersikap tangguh,” kata Trump.

Presiden menambahkan, “Kami memiliki armada yang sangat besar untuknya. Yang terbesar yang pernah kami miliki dan sejauh ini merupakan yang terbesar yang pernah kami miliki di Amerika Selatan.”

Presiden Donald Trump di Ruang Oval Gedung Putih, 18 Desember 2025 dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas, 15 September 2025.

AP/AFP melalui Getty Images

AS telah membangun kehadiran militernya di wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir, dengan 15.000 tentara AS dan beberapa kapal perang siap di Karibia.

Trump pekan lalu juga memerintahkan apa yang disebutnya sebagai “blokade total” terhadap semua kapal tanker minyak yang masuk dan keluar dari Venezuela yang terkena sanksi, dengan menargetkan sumber pendapatan utama pemerintah.

Maduro mengatakan Venezuela akan terus memperdagangkan minyak meski menghadapi “blokade,” dan mengatakan pergantian rezim “tidak akan pernah terjadi, tidak akan pernah, tidak akan pernah terjadi.”

Secara terpisah, sejak September, militer AS telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Karibia dan Samudera Pasifik yang diduga membawa narkoba. Serangan-serangan ini telah menewaskan lebih dari 100 orang, menurut angka yang diberikan oleh pemerintah. Serangan tersebut telah menimbulkan beberapa pertanyaan hukum dari anggota parlemen dari kedua partai dan pakar hukum, meskipun pemerintah membenarkan penggunaan kekuatan mematikan sebagai bagian dari apa yang mereka sebut “perang” terhadap kartel narkoba.

“Dengan baik akan memulai program yang sama tanah,” kata Trump pada hari Senin. “Tanahnya jauh lebih mudah.”

Meskipun Trump terus melontarkan sindiran mengenai serangan darat terhadap Venezuela, ia juga mengambil langkah lebih jauh dan mengancam akan melakukan serangan darat terhadap negara-negara lain.

“Di mana pun obat-obatan terlarang masuk. Di mana pun, bukan hanya Venezuela,” kata Trump ketika ditanya apakah yang ia maksud hanyalah serangan darat di Venezuela.

Alexandra Hutzler dari ABC News berkontribusi pada laporan ini.

Tautan Sumber