memuat…

Pertumbuhan terbesar inudtsri keuangan disumbang sektor e-commerce. FOTO/iStock

JAKARTA – Disrupsi digital telah mengubah wajah industri keuangan nasional. Namun yang sejatinya diuji bukan semata kemampuan teknologi, melainkan tingkat kepercayaan dan tata kelola lembaga keuangan di tengah sorotan publik dan regulasi yang kian ketat. Transformasi menjadi keniscayaan agar industri keuangan tumbuh sehat, transparan, dan akuntabel.

Perubahan besar dalam lanskap digital ini terlihat nyata dalam satu dekade terakhir. Indonesia mengalami percepatan luar biasa di sektor e-commerce, transportasi digital, investasi, dan layanan keuangan berbasis teknologi. Laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan nilai ekonomi digital Asia Tenggara mencapai USD263 miliar tahun ini, naik 15% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan terbesar disumbang sektor e-commerce yang mencatat gross merchandise value (GMV) senilai USD65 miliar atau sekitar Rp1.082 triliun. Tren ini menunjukkan pergeseran perilaku masyarakat yang semakin terbiasa bertransaksi digital. Akibatnya, sektor keuangan dan asuransi didorong untuk menyesuaikan diri, menghadirkan produk yang adaptif, mudah diakses, dan relevan dengan gaya hidup digital konsumen.

Baca Juga: Roadshow ke Jawa, Purbaya Komitmen Bangun Kawasan Industri Hasil Tembakau

Namun, kemajuan teknologi tak bisa dilepaskan dari tantangan membangun kepercayaan publik. Di tengah maraknya inovasi digital, industri keuangan justru menghadapi krisis kepercayaan dan tuntutan transparansi. Karena itu, penguatan tata kelola dan akuntabilitas menjadi kunci utama agar inovasi tidak hanya cepat, tapi juga dapat dipercaya.

Tautan Sumber