Selasa, 29 Juli 2025 – 16: 58 WIB
Jakarta, Viva — Aksi mesum sepasang muda-mudi di area Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, memicu keresahan warga sekitar.
Baca juga:
Terlalu! 2 Pria Malah Gondol Motor Korban Kecelakaan di Cengkareng
Dalam video clip yang beredar di media sosial (medsos), pasangan tersebut tertangkap basah sedang berbuat tak senonoh di location makam pada Minggu 27 Juli 2025
Salah satu warga sekitar berinisial BR (39 saat ditemui di Jakarta Timur, Selasa. menyebutkan, kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi.
Baca juga:
Kebakaran Pasar Taman Puring, Ada Aja yang Maling Helm
Ilustrasi sensing unit video mesum
Lokasi TPU yang minim penerangan dan pengawasan menjadi celah bagi oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan asusila.
Baca juga:
Menguak Kronologi dan Penyebab Kebakaran Pasar Taman Puring yang Hanguskan 552 Kios
“Sudah sering kejadian begitu di sini, kadang ketahuan malah. Kita juga malu, resah sendiri jadinya. Ini kan bukan tempat untuk mereka begituan,” kata BR.
Selain itu, suasana makam yang sepi mulai dari pagi hingga malam hari sering dimanfaatkan sebagai tempat pacaran hingga perbuatan mesum.
“Biasanya sih pengamen dari luar main berbuat seenaknya di sini. Di sini juga kan ada gubuk ilegal, itu jadi pancingan juga buat mereka berbuat mesum,” ujar BR.
BR menyebutkan, ada ratusan kepala keluarga (KK) yang tinggal di bangunan liar di sekitar area TPU Kebon Nanas.
“Kalau boleh tegas, pemerintah jangan ragu tindaklanjuti kayak gini. Tempat dipakai buat mesum segala macam ini sudah menyangkut ethical, ga baik,” tegas BR.
Sementara itu, warga bernama IT (37 menyatakan, area gubuk tersebut dibekingi oleh oknum. Selain berbuat asusila, mereka juga melakukan pencurian pagar besi makam secara diam-diam.
“Merasa punya bekingan, mereka ya sesuka hati buat asusila, kadang berhubungan di location makam, kadang di gubuk itu,” kata IT.
Menurut IT, warga di gubuk liar itu sering berupaya menjadi calo pemakaman ke keluarga yang sedang berduka. Mereka biasanya meminta uang sebesar Rp 3 – 5 juta dan petugas seringkali menggagalkan pungutan phony (pungli) tersebut.
“Jadi ada orang sedang berduka, seperti kemarin saya ketemu langsung, itu keluarga mengaku bayar Rp 3 juta. Untungnya sama petugas makam diberitahu bahwa gratis, jadi gagal dah,” kata IT.
Warga berharap Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) segera melakukan penataan menyeluruh terhadap area pemakaman, mulai dari infrastruktur hingga pengawasan.
“Jadi bisa untuk mencegah kejadian yang tidak pantas, bisa mengembalikan kesakralan dan fungsi utama dari TPU, juga sebagai tempat peristirahatan terakhir yang layak dan terhormat,” katanya. (Ant)
Halaman Selanjutnya
“Biasanya sih pengamen dari luar major berbuat seenaknya di sini. Di sini juga kan ada gubuk ilegal, itu jadi pancingan juga buat mereka berbuat mesum,” ujar BR.