Jumat, 10 Oktober 2025 – 14:30 WIB

Karawang, VIVA – Pemerintah tengah bersiap menerapkan kebijakan baru: bensin campuran etanol 10 persen (E10). Rencana ini disebut sebagai bagian dari upaya menekan impor bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon.

Baca juga:

Dari Kijang ke Hybrid: Perjalanan Panjang Toyota Indonesia Menembus 3 Juta Unit Ekspor

Langkah tersebut langsung mendapat perhatian dari kalangan industri otomotif, termasuk Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Menurut Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, etanol justru bisa membuka peluang besar bagi Indonesia, bukan hanya di sisi energi, tapi juga pertanian dan industri.

“Negara-negara lain sudah jauh melangkah. Thailand sudah pakai E20, Amerika bahkan E85, dan Brasil E100. Padahal, 20 tahun lalu kita sudah bisa bikin mesin 100 persen etanol,” kata Bob, belum lama ini di Karawang, Jawa Barat.

Baca juga:

Fitra Eri Ungkap Dampak BBM Beretanol: Tenaga Mesin Turun dan Lebih Boros

Ia mengakui, etanol memang punya energi lebih rendah dibanding bensin—sekitar 30 persen. Tapi menurutnya, dampak positifnya jauh lebih besar.

“Kalau dihitung, efisiensinya turun sedikit, tapi emisi bisa berkurang sampai 65 persen. Itu signifikan,” ujarnya.

Baca juga:

Mobil Made in Indonesia Bakal Masuk Pasar Meksiko

Bob juga menyoroti potensi efek ekonomi berantai dari kebijakan E10. Bila kebutuhan etanol meningkat, petani tebu, singkong, atau sorgum bisa ikut diuntungkan.

“Kalau bahan bakar berasal dari hasil pertanian, yang sejahtera itu petani, bukan pemilik tambang,” katanya.

Pemerintah sendiri menargetkan uji coba bensin E10 mulai 2026, dan penerapan nasional pada 2027–2028. Saat ini, suplai bioetanol baru mencakup sekitar 1 persen dari total SPBU di Indonesia, artinya masih butuh waktu untuk memperluas infrastruktur.

Toyota, kata Bob, mendukung penuh kebijakan ini. Bahkan mesin-mesin Toyota saat ini sudah kompatibel hingga E20, dan beberapa model seperti Innova Zenix sudah bisa menampung campuran E85.

“Jadi nggak ada masalah. Teknologi kita sudah siap,” tegasnya.

Lebih dari itu, Bob menilai pengembangan bioetanol bisa menjadi bagian penting dari strategi besar Toyota yang disebut multi-pathway, yaitu membuka semua jalur menuju energi bersih mulai dari hybrid, biofuel, hidrogen, hingga kendaraan listrik.

“Indonesia jangan cuma dilihat sebagai pasar, tapi sebagai pusat produksi dan pengembangan energi masa depan,” katanya.

DPR Ingatkan Kebijakan E10 Bahlil Jangan Jadi Alasan Etanol

Pemerintah perlu memastikan kapasitas produksi etanol dalam negeri benar-benar mampu memenuhi kebutuhan sebelum program dijalankan secara nasional.

img_title

VIVA.co.id

9 Oktober 2025

Tautan Sumber