Sabtu, 15 November 2025 – 11:08 WIB
Surakarta, VIVA – Rumah tidak layak huni (RTLH) identik dengan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang tinggal di kawasan kumuh. Dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat kelas bawah ini, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, menggelontorkan Rp 2,96 miliar untuk membangun membangun dan merenovasi rumah tidak layak huni di Kawasan Permukiman Kumuh Sangkrah, Surakarta.
Baca Juga:
Wali Kota Solo Gaspol Tuntaskan Kawasan Kumuh, Anggaran Rp5 Miliar Tetap Jalan Meski APBD Turun
Setiap rumah dibangun dengan konsep dua lantai di atas lahan seluas 20 meter persegi yang memiliki luas tanah sebesar 20 meter persegi. Terdiri dari ruang bersama dan satu kamar tidur di tiap lantai, satu kamar mandi, dapur dan area jemur di lantai 2.
“Dengan rumah layak huni ini, kami tentu berharap dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi mereka” tutur Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF, Bonai Subiakto, saat ditemui di Surakarta pada Sabtu, 14 November 2025.
Baca Juga:
Hati-hati! 5 Bahaya Kesehatan Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni yang Sering Terabaikan
Bonai menambahkan, program rumah layak huni (RLH) ini menyasar masyarakat pada kelompok desil 2 ke bawah yang umumnya memiliki penghasilan tidak tetap dan belum memiliki kemampuan untuk mencicil rumah. Selain itu, bentuk dukungan serta komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah untuk menekan jaminan simpanan kelayakan dan kepemilikan rumah dan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Kunjungan Walikota Solo dan SMF ke Desa Sangkrah, Surakarta
Baca Juga:
Prabowo Siapkan Pendidikan Vokasi untuk Tenaga Kerja Domestik dan Migran
“Kami ingin memastikan bahwa setiap masyarakat dapat hidup lebih bermartabat dengan tempat tinggal yang aman dan sehat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Walikota Solo, Resparti Ardi, menuturkan langkah SMF bersama Special Mission Vehicle (SMV) Kementeterian Keuangan mulai dari PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Geo Dipa Energi (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Karabha Digdaya memungkinkan pemerintah Solo menjalankan program secara lebih sistematis, terukur, dan berorientasi pada keberlanjutan.
Melalui Joint Program TJSL SMV Kemenkeu dengan mengalirkan bantuan lanjutan dengan total sebesar Rp4,48 miliar untuk membangun 56 unit RLH di Daerah Kumuh Kawasan Semanggi, Losari Demangan, Sangkrah, Surakarta. Progam ini sekaligus mendukung penuntasan kawasan kumuh terakhir di Kota Surakarta.
Dari total 2,1 hektare kawasan kumuh Sangkrah, 1.120 meter persegi telah dibangun hunian layak, sementara sisa sekitar 2 hektare akan dituntaskan melalui program penanganan skala kawasan yang dijalankan pemerintah kota. Ini mencakup perbaikan jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, dan proteksi kebakaran.











