Rabu, 29 Oktober 2025 – 22:14 WIB
VIVA – Kontroversi fase keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia belum juga reda. Kali ini, sorotan tajam datang dari media asal Amerika Serikat, The Athletic, yang mempertanyakan proses kelolosan Arab Saudi dan Qatar menuju turnamen akbar tersebut.
Baca Juga:
Update Calon Pelatih Timnas Indonesia Baru, Agen Sodorkan 3 Nama Top ke PSSI: Ada Eks Juara Liga Champions Tiga Kali
Dalam laporannya, The Athletic, yang berafiliasi dengan The New York Times, menyoroti status tuan rumah kedua negara itu yang dinilai penuh kejanggalan. Berdasarkan regulasi kompetisi, penunjukan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah disebut tidak dilakukan secara transparan.
Menurut laporan tersebut, Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) menetapkan Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah fase keempat melalui rilis resmi sebelum undian grup digelar. Keputusan itu memicu protes dari beberapa negara yang juga mengajukan diri, seperti Indonesia, Irak, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Baca Juga:
Respons Arya Sinulingga soal Andre Rosiade Klaim 10 Exco PSSI Setuju Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia
“Penunjukan itu dilakukan sepihak, tanpa proses bidding yang jelas,” tulis The Athletic dalam laporannya.
Tak hanya soal penunjukan tuan rumah, media asal AS itu juga menyoroti jadwal pertandingan yang dianggap menguntungkan bagi Arab Saudi dan Qatar.
Baca Juga:
Terungkap, Alasan PSSI Belum Rapat Exco Usai Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026
Kedua negara disebut memiliki waktu istirahat enam hari antarpertandingan, sementara tim lain hanya mendapatkan tiga hari jeda. Misalnya, Arab Saudi dan Qatar bertanding pada 8 Oktober, lalu baru bermain lagi pada 14 Oktober.
“Perbedaan waktu istirahat ini jelas memberikan keuntungan signifikan bagi tim tuan rumah,” tulis The Athletic.
Para pelatih dari Oman, Timnas Indonesia, Irak, dan UEA pun dikabarkan melayangkan keluhan serupa. Mereka menilai AFC seharusnya memberikan kesetaraan waktu pemulihan bagi semua tim, yakni minimal empat hari antar laga.
The Athletic juga melaporkan bahwa pihaknya telah mengajukan permintaan wawancara resmi kepada AFC terkait dugaan tersebut. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan dari federasi yang bermarkas di Kuala Lumpur itu.
Lebih jauh, media tersebut menyebut bahwa kondisi internal AFC saat ini tengah dilanda krisis kepercayaan. Beberapa sumber internal yang tak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa pengaruh politik dan ekonomi negara-negara Teluk di tubuh AFC kini semakin dominan.
Halaman Selanjutnya
“Sejumlah pejabat dari negara anggota AFC mengaku khawatir dengan meningkatnya dominasi politik dan ekonomi negara-negara Teluk dalam keputusan AFC,” tulis The Athletic.













