Senin, 21 Juli 2025 – 06:01 WIB
Jakarta, Viva – Memilih jurusan kuliah bukan lagi hanya soal mengikuti passion. Di tengah naiknya biaya pendidikan dan ketatnya persaingan kerja, banyak calon mahasiswa mulai mempertimbangkan prospek kerja dan potensi gaji dari jurusan yang akan mereka ambil.
Baca juga:
Amazon PHK Massal Gara-gara AI, Ratusan Karyawan Jadi Korban
Laporan terbaru dari CNBC dan Federal Reserve Bank of New York mengungkapkan 20 jurusan kuliah dengan tingkat pengangguran tertinggi di tahun ini.
Data ini juga mencakup estimasi penghasilan rata-rata saat lulusan memasuki usia pertengahan karier (35–45 tahun). Berikut daftar jurusan yang patut Anda pertimbangkan kembali sebelum menjadikannya pilihan:
Baca juga:
7 Profesi Baru Ini Lahir Berkat AI, Gajinya Fantastis!
Baca juga:
Kadin Serukan Pelaku Usaha Waspadai Ancaman Siber di Dunia Usaha
1. Antropologi
Meski menawarkan wawasan luas soal budaya manusia, lulusan antropologi menghadapi tingkat pengangguran tertinggi, yaitu 9,4%. Pendapatan rata-rata mencapai US$97.000 atau sekitar Rp1,58 miliar per tahun.
2. Fisika
Jurusan ini dikenal menantang secara akademik, namun tingkat pengangguran tetap tinggi di 7,8%. Rata-rata gajinya sekitar US$100.000 atau Rp1,63 miliar per tahun.
Meski berada di bidang teknologi, kompetisi di jurusan ini sangat ketat. Tingkat pengangguran mencapai 7,5%, dengan gaji US$122.000 atau sekitar Rp1,99 miliar per tahun.
4. Seni Komersial dan Desain Grafis
Pasar kerja yang padat di industri kreatif membuat pengangguran mencapai 7,2%, dengan pendapatan US$75.000 atau Rp1,22 miliar per tahun.
Tanpa kemampuan bisnis atau koneksi kuat, lulusan seni rupa kesulitan mendapatkan pekerjaan tetap. Pengangguran di angka 7,0%, dengan gaji US$74.000 atau sekitar Rp1,21 miliar.
Jurusan ini banyak berakhir di dunia akademik atau lembaga sosial. Pengangguran 6,1%, pendapatan US$115.000 atau Rp1,87 miliar.
Banyak lulusan belum siap teknis untuk masuk industri. Tingkat pengangguran 6,1%, gaji rata-rata US$100.000 atau Rp1,63 miliar.
Meski ilmu ini penting, peluang kerja langsung pasca-S1 relatif kecil. Pengangguran 6,1%, gaji US$99.000 atau Rp1,61 miliar.
9. Sistem Informasi dan Manajemen
Keterbatasan pengalaman praktis membuat tingkat pengangguran 5,6%, gaji US$100.000 atau Rp1,63 miliar.
10. Kebijakan Publik dan Hukum
Persaingan sangat tinggi dan sering butuh studi lanjutan. Tingkat pengangguran 5,5%, dengan gaji US$75.000 atau Rp1,22 miliar.
Jurusan yang tidak spesifik ini justru membuat peluang kerja makin terbatas. Pengangguran 5,0%, gaji US$99.000 atau Rp1,61 miliar.
12. Hubungan Internasional
Tampak bergengsi, tapi butuh koneksi dan pengalaman ekstra. Pengangguran 4,9%, gaji US$100.000 atau Rp1,63 miliar.
Lulusan kerap kesulitan mendapat pekerjaan di luar dunia pendidikan. Pengangguran 4,9%, gaji US$100.000 atau Rp1,63 miliar.
Jurusan ini menjanjikan secara teori, namun angka penganggurannya tetap tinggi di 4,8%, meski gaji cukup besar di US$110.000 atau Rp1,79 miliar.
Kebanyakan lulusan beralih ke bidang lain karena terbatasnya lapangan kerja. Pengangguran 4,7%, gaji US$96.000 atau Rp1,56 miliar.
Kompetisi tinggi dengan jurusan teknik lainnya. Pengangguran 4,6%, gaji US$108.000 atau sekitar Rp1,76 miliar.
Bidang ini biasanya membawa lulusan ke dunia pendidikan. Pengangguran 4,6%, gaji US$77.000 atau Rp1,25 miliar.
Meski populer, banyak lulusan harus bersaing di industri yang cepat berubah. Pengangguran 4,5%, gaji US$85.000 atau Rp1,39 miliar.
Transformasi media digital mempersempit lapangan kerja. Gaji tergolong rendah di US$63.000 atau Rp1,02 miliar, dan pengangguran 4,4%.
Laporan ini tidak dimaksudkan untuk menakuti, melainkan menjadi bahan pertimbangan matang bagi calon mahasiswa. Minat tetap penting, tetapi Return on Investment (ROI) juga harus jadi pertimbangan utama.
Jika Anda ingin masa depan yang lebih aman secara finansial, pilihlah jurusan dengan prospek industri yang luas dan kebutuhan pasar kerja tinggi. Jangan biarkan biaya pendidikan yang besar hanya berakhir dengan ijazah tanpa pekerjaan.
Halaman Selanjutnya
3. Teknik Komputer