Menurut AFP dan AP, Zelensky menjelaskan rancangan 20 poin baru perjanjian perdamaian tersebut poin demi poin kepada wartawan di Kyiv pada hari Selasa, namun wawancara tersebut tidak dirilis untuk dipublikasikan hingga pagi ini. Rencana tersebut antara lain menyatakan bahwa “jalur pengerahan pasukan pada tanggal perjanjian ini adalah jalur kontak yang diakui secara de facto.” Situasi seperti ini kemudian akan membuka jalan bagi diskusi mengenai kemungkinan pembentukan zona demiliterisasi.
“Sebuah kelompok kerja akan bertemu untuk menentukan transfer kekuatan yang diperlukan untuk mengakhiri konflik dan menentukan specification kemungkinan zona ekonomi khusus di masa depan,” Zelenskyy mengatakan kepada wartawan. Namun, menurutnya, perundingan Kyiv dan Washington tidak menghasilkan konsensus mengenai masalah teritorial yang sensitif. Moskow menuntut agar Kyiv menyerah tanpa perlawanan, terutama wilayah di wilayah Donetsk yang masih berada di bawah kendali tentara Ukraina.
Dalam konteks ini, Zelenskyi menyatakan demikian “siap bertemu dengan Amerika Serikat di tingkat pemimpin untuk membahas isu-isu sensitif”. Di masa lalu, presiden Ukraina berulang kali menyerukan pertemuan trilateral dengan Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Zelensky, versi baru dari rencana tersebut tidak lagi mengharuskan Ukraina untuk secara resmi menarik diri dari bergabung dengan Aliansi Atlantik Utara. Tentu saja hal ini merupakan salah satu tuntutan jangka panjang dan mendasar Moskow. “Terserah NATO untuk memutuskan apakah mereka ingin menerima Ukraina di antara anggotanya. Dan keputusan kami jelas. Kami mengabaikan perubahan konstitusi Ukraina, yang akan menetapkan bahwa negara tersebut tidak akan bergabung dengan NATO,” kata Zelensky. Versi asli dari rencana yang dibuat oleh Amerika Serikat bekerja sama dengan Rusia memerlukan komitmen hukum dari Kyiv untuk tidak menjadi anggota Aliansi Pertahanan.
Kyiv mengharapkan tanggapan Moskow terhadap bentuk rencana perdamaian saat ini, yang telah menjadi subyek perundingan intensif selama sekitar satu bulan dan yang disampaikan Amerika Serikat kepada Rusia pada hari Selasa, hari ini, tambah Zelenskyy. Pasukan Rusia memasuki Ukraina atas perintah Putin pada Februari 2022
















