Rabu, 4 Juni 2025 – 18: 29 WIB

Tangerang, VIVA — Radang amandel atau tonsilitis bukanlah sekadar sakit tenggorokan biasa. Jika dibiarkan atau sering kambuh, kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kualitas hidup penderitanya.

Baca juga:

Operasi SAR Kapal Karam di Bengkulu Dihentikan, 7 Korban Meninggal Terkonfirmasi

Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan– Bedah Kepala Leher di Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Alexander Nur Ilhami, Sp.THT-KL, radang amandel bisa menjadi masalah berulang yang mengganggu aktivitas hingga membutuhkan tindakan medis yang lebih lanjut. Seperti apa ciri-cirinya? Scroll untuk info lengkapnya, yuk!

“Amandel adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Tapi ketika sering terinfeksi, justru bisa menjadi sumber penyakit,” jelas dr. Alexander dalam keterangannya, dikutip Rabu 4 Juni 2025

Baca juga:

Lebih dari 100 Orang Diringkus Polda Jateng Saat Operasi Aksi Premanisme, dari Pelaku Tawuran hingga Jukir Phony

Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi infection seperti flu atau mononukleosis, maupun infeksi bakteri seperti Streptococcus pyogenes (Step Throat). Gejalanya meliputi:

Baca juga:

Kapolri: Jangan Takut Premanisme, Silakan Investasi dan Jangan Ragu-ragu

  • Nyeri tenggorokan dan sulit menelan
  • Demam dan kelelahan
  • Batuk, sakit kepala, dan pembengkakan amandel

“Jika Anda mengalami gejala ini berulang lebih dari lima kali dalam setahun, atau tidak membaik meskipun sudah berobat, bisa jadi ini adalah tanda bahwa tindakan lanjutan diperlukan,” ungkap dr Alexander.

Kapan Perlu Dioperasi?

Pada banyak kasus, radang amandel dapat sembuh dengan istirahat, banyak minum, obat pereda nyeri, atau antibiotik bila disebabkan oleh bakteri. Namun, bila infeksi terus berulang atau menimbulkan komplikasi seperti abses peritonsil (nanah di sekitar amandel), dokter mungkin akan menyarankan tindakan tonsilektomi atau operasi pengangkatan amandel.

Ada berbagai pilihan metode operasi amandel yang canggih dan minim rasa sakit, seperti:

  • Tonsilektomi Tradisional: Menggunakan pisau bedah konvensional
  • Elektrokauter: Mengangkat amandel dengan arus listrik sekaligus menghentikan perdarahan
  • Laser Tonsilektomi: Mengurangi perdarahan dan lebih presisi
  • Coblation: Menggunakan suhu rendah untuk meminimalisir nyeri pasca operasi
  • Endoskopik Tonsilektomi: Menggunakan kamera mini untuk operasi yang lebih akurat

“Setiap metode memiliki keunggulannya masing-masing. Kami akan memilihkan yang paling sesuai dengan kondisi pasien, tentunya dengan fasilitas dan peralatan yang lengkap serta modern di Bethsaida Healthcare facility,” ujar dr. Alexander.

“Klinik THT di Bethsaida Health center telah kami rancang lengkap, mulai dari layanan konsultasi, endoskopi hidung dan tenggorokan, audiometri, hingga fasilitas bedah dengan teknologi mutakhir. Kami ingin memastikan setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik, dari medical diagnosis hingga tindakan,” sambung dr. Pitono, Direktur Bethsaida Healthcare Facility Gading Serpong.

Halaman Selanjutnya

Kapan Perlu Dioperasi?

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber