Sabtu, 18 Oktober 2025 – 09: 00 WIB
Jakarta — Akhir pekan menjadi momen yang paling banyak digunakan untuk menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Tak hanya itu saja, akhir pekan juga sering dimanfaatkan untuk berkumpul bersama sahabat. Kegiatan berkumpul bersama dengan teman di weekend juga sering dijadikan ajang untuk arisan.
Baca Juga:
Dianjurkan Dibaca di Hari Jumat, Ustaz Khalid Basalamah Ungkap Keistimewaan Surat Al Kahfi
Ya, arisan menjadi kegiatan yang umum dilakukan. Mereka yang menjalani arisan biasanya akan menyetorkan uang dalam jumlah tertentu. Di setiap pertemuan akan dikocok untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan uang arisan saat itu.
Namun bagaimana islam memandang arisan? Terkait hal itu ustaz Khalid Basalamah angkat bicara. Ustaz Khalid meminta mereka yang masih menjalani arisan untuk menghentikan kegiatan tersebut. Alasannya, arisan menjadi pembuka pintu hutang.
Baca Juga:
Ustaz Khalid Basalamah Anjurkan Tak Pelihara Kucing, Sebut Ayam Lebih Baik, Ini Alasannya
“Saya sarankan berhenti arisan, betul. Arisan itu membuka pintu hutang,” katanya dikutip dari potongan video yang diunggah di akun TikTok @ceramah tanpa musik.
Ustaz Khalid juga menjelaskan mekanisme dari arisan yang pada akhirnya menjadi pintu hutang. Dicontohkan beliau jika dalam grup arisan diikuti 20 orang, nantinya orang tersebut akan dibebankan untuk mengumpulkan uang dengan kesepakata bersama.
Baca Juga:
Ustaz Khalid Basalamah Penuhi Panggilan KPK soal Kasus Kuota Haji
“Nama saya keluar pertama nih, bulan pertama saya dapat Rp 20 juta. Ini banyak orang gembira, ‘oh Rp 20 juta dihabisin’ beli ini, beli itu. Apalagi akhwat kita Masya Allah daftarnya sudah lengkap, beli ini beli itu,” ujarnya.
Potensi hutang ini dijelaskan sang ustaz bisa terjadi jika suatu saat di kemudian hari orang tersebut tidak bisa membayar uang arisan lantaran meninggal. Tak hanya itu saja, mendapatkan uang arisan juga bisa membuka terjadinya utang, sebab uang tersebut akan dibayarkan lagi di bulan-bulan berikutnya.
“Sadar enggak dia kalau dia sedang punya utang Rp 19 juta. Sedang punya utang enggak? Kalau dia mati bulan depan, siapa yang bayar? Enggak bisa, ini membuka pintu hutang loh. Mengkhayal beli barang, padahal uangnya orang dipakai, ini utang,” ujarnya.
Tak hanya yang menerima saja, mereka yang mendapat arisan terakhir juga salah. Sebab, dia berharap bisa mendapat uang arisan namun nyatanya namanya tidak keluar hingga di penghujung arisan. Hingga akhirnya dia seperti membiayai orang lain di grup arisan.
Halaman Selanjutnya
“Orang yang terakhir dapat itu dharar, dalam Islam itu tidak boleh, dharar. Dia berharap supaya dapat, tapi tidak dapat. Namanya tidak dapat, dapatnya terakhir, jadi dia seperti membiayai orang lain semuanya dulu,” ujarnya.