Senin, 29 Desember 2025 – 17:00 WIB

VIVA – CEO Telegram yang juga miliarder asal Rusia, Pavel Durov kembali menjadi sorotan dunia usai menyoroti isu infertilitas alias kesuburan. Dirinya menawarkan untuk menanggung biaya program bayi tabung atau IVF untuk perempuan berusia 37 tahun yang ingin memiliki anak menggunakan spermanya.

Baca Juga:

Tren Donor Sperma di Amerika Serikat, Satu Tabung Bernilai Fantastis hingga Belasan Juta Rupiah!

Pavel  Durov yang mengklaim telah memiliki 100 anak melalui donor sperma ini punya alasan tersendiri dibalik tindakannya itu. Disebutnya bahwa aktivtas tersebut sebagai menyebut aktivitas donasi sperma tersebut sebagai tugas sipil.

Menurutnya, langkah ini penting untuk membantu mengatasi kelangkaan materi donor berkualitas tinggi sekaligus menghapus stigma seputar donor sperma. Durov secara terbuka mengaitkan penurunan jumlah sperma dan meningkatnya infertilitas di seluruh dunia dengan faktor lingkungan, termasuk polusi plastik. Ia mengaku senang bisa turut membantu mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga:

Cuma Modal Ganteng, Bos Media Sosial Bangga Punya Ratusan Anak

Tak hanya itu saja, CEO Telegram ini juga menyebut anak-anak hasil dari donor spermanya itu juga tidak dibeda-bedakannya. Anak-ana tersebut bisa mewarisi sebagian dari kekayaannya suatu hari nanti sama seperti keenam anaknya yang lahir dari tiga pasangan berbeda.

“Selama mereka bisa membuktikan DNA yang sama dengan saya, suatu hari mungkin 30 tahun lagi mereka berhak mendapatkan bagian dari harta saya setelah saya meninggal,” ujar Durov dalam wawancara di podcast Lex Friedman pada Oktober lalu dikutip dari laman New York Times, Senin 29 Desember 2025.

Baca Juga:

Pria Ini Punya 180 Anak dari Donor Sperma tapi Kok Masih Single?

Sperma Durov Banyak Diminati

Jurnal Wall Street dalam laporan mendalamnya menyebut sperma Durov sebagai komoditas yang sangat diminati. Tahun lalu, puluhan perempuan disebut merespons iklan yang menawarkan sperma Durov secara gratis di sebuah klinik di Moskow.

Melalui forum publik, media sosial, dan situs web, klinik fertilitas tersebut menggambarkan Durov sebagai sosok dengan kecocokan genetik tinggi dan menekankan bahwa ia bersedia membiayai IVF bagi perempuan di bawah 37 tahun yang ingin menggunakan spermanya yang disebut banyak diminati.

Meski Durov kini tidak lagi mendonorkan sperma secara langsung, sampel dari donasi sebelumnya dilaporkan masih tersimpan di Altravita Clinic yang berbasis di Moskow.

“Para pasien yang datang semuanya terlihat sangat baik, berpendidikan, dan sehat,” ujar seorang mantan dokter klinik tersebut yang pernah memeriksa beberapa relawan.

Halaman Selanjutnya

Ia menambahkan bahwa para peserta harus berstatus belum menikah untuk menghindari persoalan hukum.

Tautan Sumber