Selasa, 21 Oktober 2025 – 18: 47 WIB

Jakarta, VIVA– PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) memperkuat strategi pembelian kembali atau buyback emas dari masyarakat serta menjalin kolaborasi dengan sejumlah perusahaan tambang lokal. Langkah ini diambil untuk mengatasi keterbatasan pasokan emas Logam Mulia ANTAM yang belakangan semakin sulit ditemukan di pasaran.

Baca Juga:

IHSG Parkir di Titik Tertinggi pada Penutupan Hari Ini, Saham Telekomunikasi Naik Double Digit

Corporate Secretary ANTAM, Wisnu Danandi, menjelaskan bahwa perusahaan tengah melakukan berbagai penyesuaian dalam tata kelola sourcing guna memastikan ketersediaan emas sekaligus menjaga kelancaran administrasi bagi masyarakat dalam bertransaksi.

“Melalui langkah-langkah ini, ANTAM berharap masyarakat dapat kembali memperoleh akses yang lebih mudah terhadap produk emas Logam Mulia dengan cara yang aman, transparan, dan nyaman,” ujar Wisnu Danandi, Selasa 21 Oktober 2025

Baca Juga:

Harga Emas Hari Ini 21 Oktober 2025: Produk Antam Meroket Tembus Rp 2, 487 Juta/Gram

Ia menuturkan, salah satu penyebab terbatasnya stok emas ANTAM di pasaran adalah proses penyempurnaan tata kelola tersebut. Namun, di sisi lain, perusahaan juga terus memperkuat mekanisme buyback bagi masyarakat yang ingin menjual kembali emasnya untuk kebutuhan lain.

“Di sisi hulu, ANTAM juga secara aktif menjalin kerja sama dengan perusahaan tambang emas dalam negeri untuk menjual hasil produksinya ke ANTAM,” katanya.

Baca Juga:

Harga Emas Hari Ini Sabtu, 18 Oktober 2025: Produk Antam Anjlok di Akhir Pekan

Menurut Wisnu, kini semakin banyak perusahaan tambang lokal yang memilih menjual hasil produksinya ke ANTAM ketimbang mengekspor. Kerja sama tersebut dinilai memberikan nilai tambah terhadap ketahanan ekonomi nasional sekaligus memastikan ketersediaan emas di dalam negeri.

Adapun pada perdagangan hari ini, Selasa, harga emas Logam Mulia ANTAM tercatat melonjak Rp 72 000 per gram, dari sebelumnya Rp 2 415 000 menjadi Rp 2 487 000 per gram.

Sebelumnya, ANTAM juga menyoroti pentingnya kebijakan pasokan dalam negeri atau Domestic Market Commitment (DMO) untuk komoditas emas agar diatur secara adil. Wisnu menegaskan, kebijakan tersebut seharusnya memberikan kepastian usaha dan nilai ekonomi yang seimbang bagi seluruh pihak di rantai pasok.

“Kebijakan DMO diharapkan disusun dengan prinsip yang transparan dan berkeadilan, sehingga seluruh pelaku di rantai pasok dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan industri emas nasional,” ujar Wisnu Danandi Haryanto dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diketahui tengah mempertimbangkan penyusunan regulasi DMO emas. Wacana tersebut mencuat dalam rapat dengar pendapat antara Komisi VI DPR dengan ANTAM pada akhir September lalu.

Halaman Selanjutnya

ANTAM, sebagai bagian dari holding BUMN pertambangan MIND ID, saat ini menghadapi tekanan pasokan akibat meningkatnya permintaan dan berkurangnya suplai. Salah satu penyebabnya adalah terganggunya operasi tambang emas PT Freeport Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu pemasok utama emas di dalam negeri. (Ant)

Tautan Sumber