Kamis, 04 Desember 2025– 12: 12 WIB
Warga menunaikan salat di area rumah yang rusak akibat banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut, Minggu (30/ 11/2025 Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU
jpnn.com JAKARTA – Seruan tobat ekologi yang kian menggema di tengah deret bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera dan sejumlah wilayah Indonesia mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan.
Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar menjadi tokoh yang paling lantang menyerukan pentingnya pertobatan ekologis sebagai sikap moral kolektif untuk menghentikan laju kerusakan lingkungan.
Di saat yang sama, publik kembali menyorot pesan keagamaan dari ulama karismatik KH. Bahauddin Nursalim atau Gus Baha terkait pentingnya menjaga alam.
Sebuah video clip berdurasi 2 menit 30 detik yang kembali viral di media sosial memperlihatkan Gus Baha menguraikan ayat-ayat Al-Qur’an yang memperingatkan manusia agar tidak congkak dan tidak merusak bumi.
Video yang diunggah akun @nahdliyyinbersatu di Instagram itu langsung menjadi rujukan banyak pihak, lantaran relevansinya dengan situasi Indonesia saat ini.
Dalam video tersebut, Gus Baha menafsirkan pesan kuat dari Surat Al-Mulk (Tabarak) ayat 17 yang mengingatkan manusia tentang bahaya besar akibat kerusakan alam.
“Kenapa surat Tabarak spesial? Di situ manusia diingatkan oleh Allah Ta’ala Kok kamu hidup di bumi tenang-tenang saja, bisa saja bumi ini tamur. Tamur itu likuifaksi, bumi bergelombang, bergeliat, lalu menimpa manusia,” kata Gus Baha dalam video clip tersebut dikutip Kamis (4/12
Gus Baha juga mengingatkan potensi bencana lain seperti benda langit yang bisa jatuh ke bumi, serta bagaimana tanah bisa kehilangan kemampuan menyerap air akibat perilaku manusia.
Seruan tobat ekologi yang kian menggema di tengah deret bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google Berita












