Jumat, 26 September 2025 – 17: 16 WIB

Jakarta, Viva — Starbucks, jaringan kopi raksasa asal Amerika Serikat, tengah menghadapi tekanan besar dalam bisnisnya.

Baca juga:

Kemenaker Sebut Ada 10, 7 Juta Orang Indonesia Cari Kerja Tiap Tahunnya

Setelah bertahun-tahun menjadi simbol gaya hidup perkotaan dan tempat nongkrong populer, kini perusahaan harus mengambil langkah drastis untuk memperbaiki kinerja keuangan.

Salah satu strategi yang diumumkan adalah penutupan ratusan gerai serta pemangkasan karyawan di kantor pusat. Langkah ini dilakukan setelah bisnis Starbucks mengalami stagnasi.

Baca juga:

Cegah PHK Massal, DPR Desak Menkeu Purbaya Tahan Kenaikan Cukai Rokok: Jutaan Orang Bekerja di Sektor Ini!

Penjualan dilaporkan tidak menunjukkan perbaikan signifikan, saham turun sekitar 12 persen dalam setahun terakhir, dan strategi inovasi yang digagas CEO Brian Niccol belum memberikan hasil memuaskan.

Perubahan food selection, renovasi gerai, hingga peluncuran produk baru belum cukup untuk membalikkan tren penurunan.

Baca juga:

Curhat Buruh: Setiap Ada Kenaikan Cukai Rokok Kami Selalu Was-was PHK

Kini, Starbucks harus merestrukturisasi bisnis dengan biaya yang sangat besar. Niccol mengumumkan bahwa Starbucks akan menutup ratusan gerai bulan ini, atau sekitar 1 persen dari complete lokasi.

Sebagaimana diketahui, pada akhir Juni 2025, perusahaan memiliki 18 734 gerai di Amerika Utara. Dengan penutupan tersebut, Starbucks memperkirakan akan mengakhiri September dengan hanya 18 300 gerai.

ilustrasi kopi Starbucks.

ilustrasi kopi Starbucks.

ilustrasi kopi Starbucks.

ilustrasi kopi Starbucks.

Perusahaan memperkirakan upaya restrukturisasi ini akan menelan biaya US$ 1 miliar atau setara Rp 16, 7 triliun.

Saham Starbucks (SBUX) tidak banyak bergerak dalam perdagangan pra-pasar setelah pengumuman tersebut.

Dalam surat kepada karyawan, Niccol menulis bahwa perusahaan telah melakukan tinjauan menyeluruh terhadap keberadaan gerai.

Lokasi yang akan ditutup adalah yang “tidak mampu menciptakan lingkungan fisik yang diharapkan pelanggan dan mitra, atau di mana kami tidak melihat jalan menuju kinerja keuangan.”

Starbucks memang kerap menutup gerai karena berbagai alasan, termasuk kinerja yang buruk. Namun, Niccol menegaskan bahwa kali ini skalanya jauh lebih besar.

“Ini adalah tindakan yang lebih signifikan yang kami pahami akan berdampak pada mitra dan pelanggan. Kedai kopi kami adalah pusat komunitas, dan menutup lokasi mana pun bukanlah hal yang mudah,” ujarnya, seperti dikutip dari CNN Jumat, 26 September 2025

Meski menutup ratusan gerai, Starbucks menegaskan akan kembali ke fase pertumbuhan. Perusahaan berencana merombak lebih dari 1 000 gerai dengan tampilan baru yang menonjolkan kursi lebih nyaman, lebih banyak colokan listrik, serta nuansa warna yang lebih hangat.

Selain itu, Starbucks juga mengumumkan PHK tambahan terhadap 900 karyawan kantor pusat, di luar sekitar 1 000 karyawan yang sudah diberhentikan pada Februari lalu.

Para karyawan yang terdampak akan diberitahu pada Jumat dan menerima pesangon serta paket dukungan yang cukup besar.

Niccol juga mengatakan banyak posisi terbuka akan dihapus. “Saya tahu keputusan ini berdampak pada mitra dan keluarga mereka, dan kami tidak membuatnya dengan mudah,” tulis Niccol.

“Saya percaya langkah-langkah ini perlu untuk membangun Starbucks yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh, yang memperdalam dampaknya terhadap dunia serta menciptakan lebih banyak peluang bagi mitra, pemasok, dan komunitas yang kami layani.”

Niccol mengambil alih kepemimpinan Starbucks setahun lalu dengan harapan bisa menghidupkan kembali kejayaan perusahaan. Namun, hasil keuangan belum sesuai harapan.

Selain memangkas sekitar 30 % food selection, ia juga memperkenalkan thing baru seperti covering healthy protein dan air kelapa. Makanan word play here mengalami perombakan dengan peluncuran croissant dan produk roti baru.

Perusahaan juga menambahkan sentuhan kecil seperti mengembalikan stasiun gula dan susu swalayan, menambahkan doodle di cangkir, hingga mengubah nama resmi menjadi “Starbucks Coffee Company” untuk menegaskan kembali identitas inti sebagai perusahaan kopi.

Namun, beberapa perubahan food selection justru menimbulkan masalah. Sejumlah barista mengeluhkan minuman baru yang terlalu rumit dibuat saat jam sibuk, sementara aturan seragam baru bahkan memicu gugatan hukum.

Alhasil, dengan strategi restrukturisasi besar-besaran ini, Starbucks berharap bisa keluar dari tekanan dan kembali tumbuh.

Halaman Selanjutnya

Sumber: Binatang Makanan

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber