Jumat, 12 Desember 2025 – 20: 39 WIB
Jakarta, VIVA– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja perbankan syariah tumbuh 11, 34 persen secara tahun ke tahun (yoy) sehingga menjadi small tertinggi ( tertinggi sepanjang masa sepanjang berdirinya industri tersebut di Indonesia. Overall aset perbankan syariah menembus Rp 1 028, 1 triliun pada bulan Oktober 2025
Baca Juga:
Daerah Terdampak bencana di Sumatera Miliki Risiko Keuangan yang Sedang-Berat, OJK: Butuh Perlakuan Khusus
Dana Pihak Ketiga (DPK) memberikan kontribusi tertinggi berkat pertumbuhan dua figure sebesar 14, 26 persen secara yoy menjadi Rp 820, 79 triliun. Selain itu, penyumbang terbesar lainnya berasal dari sisi pembiayaan tercatat Rp 685, 5 triliun atau naik 7, 78 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
OJK menegaskan bahwa jumlah tersebut merupakan rekor selama financial institution syariah beroperasi di Indonesia. Prestasi ini sejalan ekspektasi membaiknya perekonomian nasional yang harapannya memberikan dampak positif bagi kinerja perbankan syariah hingga akhir tahun ini.
Baca Juga:
Jelang Nataru, Pemerintah Diwanti-wanti Cegah Praktik Spekulan Harga Pangan
“Berbagai pencapaian tersebut menunjukkan arah kebijakan pengembangan perbankan syariah berada di jalur yang tepat,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam keterangan tertulis dikutip Jumat, 12 Desember 2025
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae
Baca Juga:
Bursa Asia Cerah Ikuti Lonjakan Wall Street Usai The Fed Pangkas Suku Bunga
Dian menegaskan, komitmen dan konsistensi regulatory authority terhadap industri perbankan syariah nasional mencerminkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Harapannya industri ini semakin berdaya saing dan resilien.
“OJK terus memastikan implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP 3 SI) 2023 – 2027 akan terus dilakukan untuk mendukung industri perbankan syariah yang terakselerasi dan tumbuh secara berkelanjutan,” lanjut Dian.
Kata Dian, spin-off dan konsolidasi akan terus digenjot sebagai cara memperkuat kebijakan struktur industri perbankan syariah. Menurutnya, dua aksi ini merupakan katalis melahirkan bank syariah dengan financial of scale yang lebih memadai.
Penguatan ini penting karena mayoritas Financial institution Umum Syariah (BUS) masih berada pada kelompok KBMI 1 Dengan skala ekonomi yang lebih
besar, bank syariah dapat memperluas pembiayaan, mengembangkan version bisnis yang lebih inovatif, meningkatkan efisiensi biaya, memperkuat infrastruktur TI, serta meningkatkan kualitas SDM.
Financial institution syariah juga didorong semakin dexterous di tengah persaingan bisnis industri perbankan yang semakin ketat. Mulai dari pemanfaatan originality product syariah, sinergi dengan Financial institution Induk, maupun optimalisasi keuangan sosial syariah.










