Arafah, Viva – Di tengah lautan manusia yang dibungkus dengan Ihram, jutaan peziarah berkumpul di bidang Arafat, tempat bukan hanya spreadsheet tanah, tetapi juga jantung dari seluruh rangkaian ziarah. Dalam khotbah Arafat yang disajikan oleh KH. Ahmad mengatakan Asori, anggota Amirul Haji, Kamis, 5 Juni 2025, menyajikan makna mendalam mengapa tempat ini disebut Arafat dan esensinya untuk pencapaian ziarah.
Baca juga:
Arafah, Miniatur Padang Mahsyar: Tempat Kesetaraan dan Pertanggungjawaban Diri
Arafah: Tempat Para Nabi Mencapai Ma’rifatun Nafsi
Menurut KH. Ahmad mengatakan Asori, Arafat dinamai setelah di sinilah para nabi dan pecinta Tuhan mencapai puncak harga diri, atau ma’rifatun nafsi. Konsep ini sejalan dengan pepatah terkenal yang mengatakan, “Siapa pun yang mengenalnya, dia akan mengenal Tuhannya.”
Baca juga:
Fase Puncak Haji, Jemaah Indonesia Khusyu Berzikir dan Berdoa Saat Wukuf di Arafah
Khatib menjelaskan bahwa Nabi Adam telah mencapai puncak kesadaran setelah ribuan tahun berdoa dan memohon pengampunan kepada Allah yang maha kuasa. Demikian pula, Nabi Abraham, di mana ia mencapai puncak pengetahuan dan kepercayaan pada Orde yang hebat untuk membantai putranya, Ismail sebagai. Faktanya, Nabi Muhammad sendiri berhasil mencapai puncak kejahatan di Arafat. “Karena itu, tidak terlalu banyak untuk mengatakan bahwa puncak ziarah ada di tempat ini,” kata Kh. Ahmad berkata Asori |
https://www.youtube.com/watch?v=17QAQAWKLSC
Baca juga:
Panas Ekstrem 40 Derajat Celcius Bayang-bayangi Jutaan Jemaah Haji di Arab Saudi
Menyadari Kelemahan dan Memohon Ampun
Adalah penting bahwa Arafat tidak dapat diragukan, sampai utusan Allah (semoga damai) berkata, “Tidak ada ziarah tanpa wukaf di tempat ini.” Arafat menjadi cermin yang membawa kita betapa lemah dan tidak mencoloknya manusia di hadapan Allah Yang Mahakuasa. Dalam penyebaran ini, jemaat diundang untuk merenungkan banyak dosa.
Tidak hanya dosa bagi Allah, tetapi juga dosa bagi sesama manusia: suami, istri, anak, orang tua, kerabat, tetangga, teman, termasuk dosa seorang pemimpin bagi umat -Nya. Kerugian itu penting, KH. Ahmad mengatakan Asori mengingatkan kita pada dosa yang sering dilupakan, yang merupakan dosa alam semesta.
Karena itu, Arafat adalah tempat terbaik untuk berdoa dan berdoa kepada Tuhan. Nabi Muhammad berkata, “Doa terbaik adalah doa yang ditawarkan pada hari Arafat. Doa terbaik yang saya dan para nabi sebelum saya berdoa adalah la ilaha wahdahu la syarika, Lahul Mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir (tidak ada Tuhan.
Harapan Haji Mabrur dan Asosiasi Bangsa
Di akhir khotbahnya, Kh. Ahmad mengatakan Asori berharap bahwa Wukuf dan doa yang ditawarkan oleh jemaat diterima oleh Allah SWT. Itu juga berdoa agar Arafat menjadikan jemaat sebagai swasta tinggi, untuk mencintai bangsa dan bangsa Indonesia, dan untuk memperkuat asosiasi dan persaudaraan.
“Semoga kita semua mendapat predikat hajjan mabrura, wa sa’yan masykura, wa dzanban maghfura, wa tijaratan lan tabur,” pungkasnya, mendoakan agar haji yang ditunaikan diterima, usaha yang disyukuri, dosa yang diampuni, dan perniagaan yang tidak akan merugi.
Halaman Selanjutnya
Tidak hanya dosa bagi Allah, tetapi juga dosa bagi sesama manusia: suami, istri, anak, orang tua, kerabat, tetangga, teman, termasuk dosa seorang pemimpin bagi umat -Nya. Kerugian itu penting, KH. Ahmad mengatakan Asori mengingatkan kita pada dosa yang sering dilupakan, yang merupakan dosa alam semesta.