Jumat, 26 September 2025 – 10:36 WIB

Moskow, VIVA – Rusia bermaksud berbagi teknologi energi atom inovatifnya tetapi tidak berupaya membuat negara mitra bergantung pada solusi Rusia. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Vladimir Putin.

Baca juga:

BKI Gandeng BRIN Riset Pengembangan Teknologi Nuklir hingga Industri Manufaktur

“Kami menolak apa yang disebut kolonialisme teknologi. Kami ingin membantu negara-negara mengembangkan industri nuklir berdaulat mereka sendiri dengan melatih personel, bekerja sama dengan perusahaan energi lokal, membantu pengoperasian unit daya, serta memastikan pasokan nuklir dan pengelolaan limbah,” kata dia.

Energi nuklir merupakan sumber energi bersih yang utama di tengah meningkatnya permintaan global, yang sebagian didorong oleh kecerdasan buatan (AI) dan pemrosesan data berskala besar.

Baca juga:

Media Israel Soroti Ucapan ‘Shalom’ Prabowo saat Menutup Pidatonya di PBB

“Kami saat ini tengah menciptakan sistem pemrosesan data modular di pembangkit listrik tenaga nuklir, yang menyediakan pasokan daya yang stabil untuk teknologi tersebut,” jelas Vladimir Putin, seperti dikutip dari situs Rusia hari iniJumat, 26 September 2025.

Presiden juga menekankan bahwa tenaga atom merupakan landasan teknologi hijau, yang mengungguli sumber energi lain dalam hal biaya, keamanan lingkungan, dan stabilitas.

Baca juga:

Jokowi Jadi Penasihat Global Bloomberg New Economy, Apa Tugasnya?

Sebagai satu-satunya negara dengan kemampuan nuklir siklus penuh, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) rancangan Rusia termasuk yang paling andal dan diminati di seluruh dunia.

Vladimir Putin menegaskan bahwa negaranya sedang bergerak menuju produksi massal pembangkit listrik tenaga nuklir kecil berbasis darat dan terapung.

“Keselamatan tetap menjadi prioritas utama, yang menyerukan penguatan standar di setiap tahap siklus nuklir dari penambangan uranium hingga pembuangan limbah,” tegasnya.

Menurut Presiden, pembiayaan proyek nuklir berskala besar memerlukan pembagian risiko yang seimbang dan Bank Pembangunan Baru BRICS telah mengonfirmasi kesiapannya untuk mendukung inisiatif semacam itu.

Terkait sumber daya, Vladimir Putin menyatakan bahwa memastikan ketersediaannya merupakan “isu paling penting” dan meskipun beberapa perkiraan menyebutkan bahwa cadangan uranium dunia dapat habis sepenuhnya di 2090, tapi kenyataannya hal ini baru dapat terjadi pada 2060.

Rusia sudah mengembangkan solusi untuk masalah ini dan, pada 2030, berencana untuk meluncurkan sistem energi nuklir pertama di dunia dengan siklus bahan bakar tertutup yang akan memungkinkan 95 persen bahan bakar bekas digunakan kembali dalam reaktor.

Presiden juga mengusulkan agar mekanisme ini pada akhirnya dapat sepenuhnya menyelesaikan masalah penumpukan limbah radioaktif dan menyelesaikan masalah ketersediaan uranium.

Halaman Selanjutnya

“Keselamatan tetap menjadi prioritas utama, yang menyerukan penguatan standar di setiap tahap siklus nuklir dari penambangan uranium hingga pembuangan limbah,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber