Kamis, 26 Juni 2025 – 17:18 WIB
Jakarta, Viva – Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (Dittipid PPA dan PPO) Badan Reserse Kriminal Polri berhasil mencegah keberangkatan 98 Warga Negara Indonesia (WNI) yang diduga kuat akan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) bermodus pengiriman sebagai pekerja migran nonprosedural.
Baca juga:
Hari Bhayangkara ke-79, PGI Nilai Pelayanan dan Sikap Personel Polri Semakin Humanis
Pencegahan ini dilakukan sepanjang 1 hingga 25 Juni 2025 di Bandara Soekarno-Hatta, hasil kerja sama dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Soekarno-Hatta dan BP3MI Banten.
Kepala Subdirektorat III Dittipid PPA dan PPO Bareskrim Polri, Komisaris Besar Polisi Amingga Primastito, menyebutkan bahwa para WNI tersebut rencananya akan dikirim ke kawasan-kawasan rawan konflik, seperti Timur Tengah, serta negara-negara yang dikenal sebagai pusat industri penipuan online (scam) seperti Myanmar dan Kamboja.
Baca juga:
HUT Bhayangkara ke-79, DPD RI Apresiasi Peran Vital Polri Jaga Stabilitas Bangsa
“Upaya ini dilakukan agar para WNI tidak menjadi korban konflik dan eksploitasi, terutama di wilayah seperti Timur Tengah yang kini dilanda perang, atau perbatasan Thailand-Kamboja yang rentan sengketa,” ujar Amingga, Kamis, 26 Juni 2025.
Ia menambahkan, para korban umumnya direkrut oleh orang terdekat kerabat atau tetangga yang tergabung dalam jaringan perekrutan terselubung. Mereka dijanjikan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga, pegawai restoran, hingga operator scam online.
Baca juga:
Kapolres Paniai Dicopot, Diduga Terlibat Intimidasi Saat Rekapitulasi Suara
Kepala Kantor Imigrasi Soetta, Johanes Fanny Satria Cahya Aprianto mengatakan, dalam modusnya, para calon korban menyamar sebagai wisatawan, pelajar, atau jemaah ibadah agar lolos dari pemeriksaan keimigrasian.
“Banyak dari mereka mengaku akan liburan, belajar, atau beribadah. Padahal tujuannya untuk bekerja secara ilegal. Inilah bentuk manipulasi yang sulit dikenali jika tidak dilakukan pengawasan mendalam,” kata Johanes.
Sebagai tindak lanjut, 98 WNI tersebut kini tengah menjalani proses assessment lanjutan untuk menelusuri jaringan perekrut. Mereka selanjutnya akan diserahkan ke BP2MI untuk mendapat edukasi migrasi aman. Harapannya, setelah diberikan pembekalan oleh BP2MI, mereka bisa mengetahui proses migrasi yang benar, agar tidak terjebak dalam jaringan TPPO.
Eks MenPAN-RB Harap Polri Dapat Semakin Dicintai Masyarakat di Usia ke-79
Eks MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi berharap Polri dapat semakin dicintai oleh masyarakat di usianya yang saat ini sudah mencapai 79 tahun.
Viva.co.id
26 Juni 2025