Rabu, 5 November 2025 – 06: 38 WIB

Jakarta — PT Telkom Akses berkomitmen untuk memperkuat sumber daya manusia agar lebih inovatif dalam menciptakan solusi masa depan di bidang infrastruktur.

Baca Juga:

2025 Jadi Tahun Tersuram, Lebih dari 100 000 Karyawan Jadi Korban PHK Massal karena AI

Salah satunya dengan menghadirkan pendekatan yang lebih substansial lewat laboratorium Fiber Academy.

Di Fiber Academy, para teknisi tak hanya diasah kemampuannya. Tapi juga diajak berkolaborasi dengan kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga:

Presiden Ingin Anggaran Pertahanan dan AI Melesat, Mau Sejajar dengan AS dan China

Direktur Human Capital & Information Technology (HC & IT) Telkom Akses, Nizar, menegaskan bahwa teknologi seharusnya menjadi alat untuk memperkuat peran manusia, bukan menggantikannya.

“AI itu hanyalah alat. Teknologi tidak bisa berjalan tanpa manusianya. Tapi kalau manusianya siap, AI bisa meningkatkan efisiensi luar biasa,” ujar Nizar dalam keterangannya, Selasa, 4 November 2025

Baca Juga:

11 Persen Perusahaan Sudah PHK Massal Gara-gara AI, Goldman Sachs: Gelombang Berikutnya Lebih Besar!

Fiber Academy yang awalnya dirancang sebagai pusat pelatihan teknis kini menjelma menjadi ruang inovasi terbuka. Di sana, karyawan dari berbagai level didorong untuk mengembangkan ide-ide berbasis AI dan digitalisasi operasional.

Hingga kini, sebanyak 61 Fiber Academy telah tersebar di seluruh Indonesia, menjadi tulang punggung pengembangan kompetensi teknisi Telkom Akses di berbagai daerah.

“Fiber Academy ini sebenarnya permata yang belum dipoles. Potensinya besar untuk menjadi pusat pelatihan fiber optik di Indonesia. Tapi sementara ini kita fokus untuk internal dulu, memastikan semua teknisi punya standar kompetensi yang sama,” jelas Nizar.

Upaya memperkuat SDM tak berhenti di situ. Telkom Akses menerapkan model pembelajaran terintegrasi 70: 20: 10, yang menekankan pada experiential discovering (70 %), social learning (20 %), dan official understanding (10 %). Melalui pendekatan ini, program training, mentoring, beasiswa, hingga rotasi jabatan menjadi bagian penting dari perjalanan karier karyawan.

Penerapan AI word play here kini telah merambah ke berbagai aspek kerja. Teknologi ini digunakan untuk menyaring curriculum vitae kandidat baru, menilai presentasi calon manajer, hingga menganalisis performa teknisi secara real-time. Bahkan jajaran pimpinan perusahaan juga mengikuti pelatihan AI Proficiency agar adaptif terhadap perubahan lanskap digital.

Ke depan, Telkom Akses tengah mengembangkan Workforce Management (WFM) berbasis AI, sistem yang memungkinkan pemantauan langsung produktivitas teknisi di lapangan.

Dengan sistem ini, manajemen dapat melihat performa dan efisiensi kerja teknisi secara real-time, sekaligus mengoptimalkan proses kerja di berbagai wilayah.

Halaman Selanjutnya

“Teknologi itu netral, yang membedakan adalah siapa yang menggunakannya. AI tidak bisa menggantikan sentuhan manusia dalam hal empati, keputusan, dan kreativitas,” pungkas Nizar.

Tautan Sumber