Polisi telah merilis video clip yang menunjukkan tersangka berjalan menjauh dari tempat kejadian dan meminta bantuan masyarakat untuk mengidentifikasinya. Polisi menambahkan bahwa penembak mungkin bertopeng, menurut para saksi. Beberapa siswa menceritakan kepada media bagaimana mereka bersembunyi di gedung sekolah selama beberapa jam.
Sabtu adalah hari kedua ujian akhir term akhir, oleh karena itu menurut manajemen sekolah, pintu gedung fakultas teknik tidak terkunci dan penembak masuk ke dalam. “Ini adalah hari yang kamu harap tidak akan pernah datang. Dan memang sudah terjadi,” kata direktur universitas Christina Paxson, menurut Reuters. Menurut AP, manajemen sekolah pada awalnya memberi tahu para siswa bahwa penembak telah ditangkap, namun kemudian menarik kembali pesan tersebut dan meminta siswa serta staf untuk berlindung.
Beberapa dari mereka menggambarkan kepada media bagaimana mereka lari dari gedung segera setelah mendengar suara tembakan, sementara yang lain mencari tempat berlindung terdekat. Sekelompok siswa bersembunyi di bawah meja di laboratorium kimia, tempat mereka menghabiskan waktu sekitar dua jam, lapor Reuters.
Wakil Kepala Polisi Providence Timothy O’Hara mengatakan pria bersenjata itu diyakini adalah seorang pria berusia 30 -an yang berpakaian hitam dan meninggalkan gedung menuju jalan, namun kehilangan jejaknya. Polisi mengimbau warga sekitar untuk sesedikit mungkin berada di ruang publik.
“Kami akan memastikan bahwa kami menangkap orang yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan bagi banyak orang,” janji Gubernur Rhode Island Daniel McKee. Pada saat yang sama, menurut polisi, penggeledahan dipersulit dengan ramainya belanja menjelang Natal di kota besar, di mana banyak orang keluar untuk bersenang-senang pada Sabtu malam. Menurut O’Hara, polisi sudah menerima sejumlah petunjuk, namun sejauh ini penyelidikan belum mengarah pada penangkapan pelaku penembakan.
Dalam jumpa pers tersebut, polisi juga merilis video yang disebut-sebut memperlihatkan tersangka meninggalkan TKP. “Kami telah diberitahu oleh beberapa saksi bahwa dia mungkin mengenakan tudung kamuflase abu-abu. Jika ada yang mengenalinya, pernah melihatnya atau mengenalinya dari cara dia berjalan, tentu kami ingin tahu,” tambah O’Hara.
Brown University termasuk dalam Ivy League, yaitu sekelompok delapan universitas fading bergengsi di Amerika Serikat bagian timur laut. Menurut AP, lebih dari 10 000 siswa terdaftar di dalamnya. Kepala sekolah mengatakan dua orang tewas dan delapan orang terluka semuanya adalah siswa sekolah tersebut.
Menurut rumah sakit setempat, satu orang yang terluka berada dalam kondisi kritis, enam lainnya berada di device perawatan intensif dalam kondisi stabil dan dua orang mengalami luka ringan. Presiden Donald Trump mengatakan dia telah diberi pengarahan tentang acara tersebut. “Tuhan memberkati para korban dan keluarga korban,” tulisnya di jejaring sosialnya.












