Jumat, 14 November 2025 – 17:02 WIB

Satpol PP Surabaya tertibkan reklame yang tak memiliki izin. Foto: Diskominfo Surabaya

jatim.jpnn.comSURABAYA – Pemkot Surabaya berusaha memutar otak, demi mengatasi persoalan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2026, yang ditetapkan sebesar Rp12,7 triliun.

Jumlah tersebut dinilai tak sebanding dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu, sejumlah inovasi akan diterapkan guna memenuhi kebutuhan pemerintah.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan pendapatan daerah ditargetkan mencapai Rp10,898 triliun yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah PAD dan Transfer ke Daerah (TKD).

“PAD diproyeksikan sebesar Rp8,198 triliun, dengan total belanja daerah direncanakan mencapai Rp12,731 triliun,” ungkap Eri, Kamis (13/11).

Dengan proyeksi PAD tahun 2026 sekitar Rp8 triliun, Mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya tersebut,  mendorong optimalisasi aset daerah dan peningkatan pendapatan dari sektor pajak reklame.

Langkah inovatif dalam peningkatan PAD dilakukan sebagai upaya menutup defisit akibat pemotongan anggaran TKD.

“Dengan pemotongan TKD, maka harus berinovasi untuk menggantikan TKD yang sekitar Rp730 miliar, yang pajak sekitar Rp600 miliar, berarti kurang Rp1,3 triliun. Maka harus bisa inovasi,” paparnya.

Pemkot Surabaya juga akan menambah titik reklame, sebagai salah satu langkah strategis untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Begini upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam menaikkan PAD lewat sektor pajak reklame.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google Berita

Tautan Sumber