Sabtu, 27 September 2025 – 13:47 WIB

Viva – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan lonjakan jumlah pengungsi di Jalur Gaza setelah serangan udara Israel semakin intensif. Dalam sehari, sekitar 16.500 orang terpaksa meninggalkan Gaza Utara menuju Gaza Selatan demi menyelamatkan diri, Kamis (27/9/2025) waktu setempat.

Baca juga:

Respons Menlu Sugiono soal Netanyahu Soroti Pidato Prabowo di Sidang PBB

Juru Bicara PBB, Stéphane Dujarric, mengutip data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menyebut kondisi tersebut sebagai konsekuensi menghancurkan bagi penduduk sipil. “Selama 24 jam terakhir operasi Israel meningkat pesat dengan dampak besar pada penduduk sipil,” ujarnya.

Serangan Israel disebut terjadi dengan frekuensi rata-rata satu kali setiap delapan hingga sembilan menit. Hal ini membuat ribuan warga sipil tak punya pilihan selain mengungsi, meski perjalanan mereka penuh risiko.

Baca juga:

Netanyahu Puji Pidato ‘Berapi-api’ Prabowo di PBB, Singgung Solusi RI untuk Israel-Palestina

Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Juli 2024.

Seorang pria duduk di antara reruntuhan bangunan di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Juli 2024.

Foto:

  • ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad

Menurut laporan PBB, petugas bantuan berada di jalur pengungsian untuk memberikan pertolongan pertama, dukungan psikososial, hingga informasi terkait bahaya bahan peledak. Meski begitu, ratusan ribu orang masih bertahan di Kota Gaza dalam kondisi tidak aman dan bergantung pada bantuan kemanusiaan, sementara banyak layanan penting tutup atau terpaksa dipindahkan.

Baca juga:

Netanyahu Kecam Habis-habisan Negara Barat Dukung Palestina, Delegasi AS Tepuk Tangan

Dujarric menambahkan, keterbatasan akses semakin memperburuk situasi. Dari 15 upaya koordinasi bantuan kemanusiaan yang diajukan ke otoritas Israel pada Kamis, hanya tujuh yang difasilitasi sepenuhnya.

PBB kembali mendesak Israel agar mempermudah operasi kemanusiaan, termasuk memastikan pergerakan bantuan tanpa hambatan di dalam maupun melintasi Jalur Gaza.

Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di Tepi Barat. PBB mencatat lebih dari 3.000 warga Palestina, separuhnya anak-anak, telah mengungsi sejak Oktober 2023 akibat serangan pemukim ilegal serta pembatasan akses oleh otoritas Israel. (Anadolu/ANTARA)

Ilustrasi - Bendera Palestina

Lawan Blokade Israel di Gaza, Komite Internasional Kirim Armada Baru

Komite menyebut ada 10 kapal sipil yang berangkat dari Pelabuhan San Giovanni Li Cuti di Kota Catania, Sisilia, membawa sekitar 70 aktivis dari 20 lebih negara.

img_title

Viva.co.id

28 September 2025

Tautan Sumber