Pasukan AS mulai tiba di Israel pada hari Sabtu untuk mengambil bagian dalam satuan tugas gabungan untuk memantau implementasi perjanjian gencatan senjata di Gaza, menurut laporan media.
Mengutip dua pejabat AS, ABC News melaporkan bahwa 200 tentara akan tiba di Israel “untuk mendirikan pusat koordinasi yang akan mengawasi implementasi perjanjian gencatan senjata di Gaza” dan beroperasi di berbagai bidang, termasuk transportasi, perencanaan, logistik, keamanan, dan teknik.
Pasukan AS tidak akan memasuki Jalur Gaza; mereka akan melakukan aktivitas mereka di Israel di bawah komando Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) Laksamana Bradley Cooper, bersama berbagai unit dan kontingen yang dikirim dari negara-negara di kawasan tersebut, menurut laporan tersebut.
Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama dari 20 poin rencana yang ia buat pada tanggal 29 September untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, membebaskan semua tawanan Israel yang ditahan di sana dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, dan penarikan bertahap pasukan Israel dari seluruh Jalur Gaza.
Tahap kedua dari rencana tersebut menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa partisipasi Hamas, pembentukan pasukan keamanan yang terdiri dari warga Palestina dan pasukan dari negara-negara Arab dan Islam, dan perlucutan senjata Hamas.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di daerah kantong tersebut, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan menjadikannya tidak dapat dihuni.