Diterbitkan 18 Oktober 2025

&# 13;
Berlangganan &# 13;
&# 13;

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Kantor Israel mengumumkan pada Sabtu malam bahwa penyeberangan perbatasan Rafah akan tetap ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut,” yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di perusahaan media sosial AS X, kantor tersebut mengatakan Netanyahu telah mengarahkan agar penyeberangan Rafah tetap ditutup “sampai pemberitahuan lebih lanjut.”

Ia menambahkan bahwa “pembukaannya akan dipertimbangkan sesuai dengan cara Hamas melaksanakan perannya dalam pengembalian sandera yang meninggal dan implementasi kerangka kerja yang disepakati.”

Penyeberangan Rafah dijadwalkan dibuka kembali Rabu lalu sebagai bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 10 Oktober.

Sebelumnya, Kedutaan Besar Palestina di Kairo mengumumkan bahwa Perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza akan dibuka kembali pada hari Senin untuk memungkinkan warga Palestina yang ingin kembali ke Gaza untuk menyeberang.

Sejak Mei 2024, tentara Israel telah memblokir pergerakan warga Palestina melalui perbatasan Rafah, satu-satunya jendela wilayah tersebut ke dunia luar yang tidak dikendalikan oleh Tel Aviv sebelum dimulainya perang Israel pada Oktober 2023

Dalam sebuah pernyataan, kedutaan mengatakan: “Perlintasan perbatasan Rafah akan dibuka mulai Senin untuk memungkinkan warga Palestina yang tinggal di Mesir yang ingin kembali ke Gaza untuk melakukan perjalanan, sesuai dengan mekanisme koordinasi yang telah ditetapkan.”

Kedutaan juga mendesak warga Palestina di Mesir yang ingin kembali untuk mendaftarkan informasi mereka melalui aplikasi online yang ditunjuk, dengan menyebutkan bahwa mereka nantinya akan diberitahu tentang tanggal dan titik berkumpul sebelum bergerak menuju penyeberangan Rafah, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Hamas membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan sisa-sisa 11 tawanan lainnya dengan imbalan hampir 2 000 tahanan Palestina berdasarkan perjanjian gencatan senjata.

Kesepakatan itu dicapai antara Israel dan Hamas pekan lalu, berdasarkan rencana yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump. Fase pertama mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina. Rencana tersebut juga mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel telah menewaskan 68 116 orang dan melukai 170 200 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu.

Tautan Sumber