Senin, 13 Oktober 2025 – 16:25 WIB

Jakarta – Chief Executive Office (CEO) LinkedIn, Ryan Roslansky, memberikan pernyataan yang membuat sarjana ketar-ketir. Bos platform lowongan kerja menyampaikan, dunia kerja mengalami perubahan besar di mana perusahaan tidak lagi mencari pekerja yang memiliki gelar mentereng, tetapi mengutamakan sederet kemampuan yang lebih berarti di masa depan.

Baca juga:

Terkuak! 70 Persen Kesempatan Kerja Ternyata Datangnya dari ‘Orang Dalam’

Dalam sesi diskusi di kantor LinkedIn, San Francisco, Roslansky mengulas bagaimana teknologi dan kecerdasan buatan (AI) membentuk ulang nilai yang dicari perusahaan dari para calon karyawan. Menurutnya, pergeseran ini adalah tanda perubahan mendasar dalam pola pikir dunia kerja.

“Dunia kerja bukan lagi milik orang-orang dengan gelar tinggi atau lulusan perguruan tinggi terbaik,” tutur Roslansky yang dikutip dari Zaman India pada Senin, 13 Oktober 2025.

Baca juga:

AI Bikin 100 Juta Pekerja Lenyap

Roslansky menjelaskan, dunia kerja di masa depan akan memprioritaskan individu yang memiliki kemampuan adaptasi, visioner, terus belajar, dan siap memanfaatkan teknologi baru. Ia menambahkan, perubahan ini justru membuka kesempatan lebih luas bagi banyak orang untuk bersaing secara sehat di pasar tenaga kerja global.

Ilustrasi wisuda

Baca juga:

9 Tokoh Dunia Buktikan Sukses Tak Harus Punya Gelar Sarjana, Ada Pendiri Apple hingga Chanel

“Ini benar-benar membuka lapangan kerja dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” imbuh Roslansky.

Namun, Roslansky mengingatkan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi faktor kunci di tengah kemajuan teknologi, seperti AI. Empati, kemampuan berkomunikasi, dan adaptabilitas menjadi ‘senjata rahasia’ bagi siapa pun yang ingin sukses di masa depan.

“Jangan lupakan keterampilan manusiawi. Empati, komunikasi, dan kemampuan beradaptasi tetap sangat penting untuk berhasil,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Roslansky juga membagikan pengalamannya memanfaatkan AI dalam kesehariannya sebagai pemimpin perusahaan. Ia menggunakan AI untuk membantu menyusun email penting kepada Bos Microsoft, Satya Nadella, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya.

“Ketika harus mengirim email penting kepada Satya Nadella dan pemimpin dunia lainnya, Anda harus memastikan (pesan) terkesan ‘cerdas’ dan formal,” ungkap Roslansky.

Meski begitu, Roslansky menegaskan AI tidak sepenuhnya menggantikan peran manusia. Ia tidak menggunakan teknologi tersebut untuk menulis seluruh isi email, melainkan hanya untuk membantunya menemukan kerangka terbaik dalam berkomunikasi.

Halaman Selanjutnya

Dengan kombinasi antara kecerdasan buatan dan keterampilan manusia, ia percaya masa depan kerja akan menjadi lebih inklusif, dinamis, dan penuh peluang bagi siapa pun yang siap beradaptasi.

Halaman Selanjutnya

Tautan Sumber