Jakarta, Viva – Ribuan peziarah Naqsyabandiyah Khalidiyah menghadiri ziarah hari guru atau hari silsilah Prof Dr Maulana Sayyidi Syekh Kadirun Yahya di Surau Qutubul Amin, Bojongsari, Depok. Yang juga hadir adalah Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar.
Baca juga:
Sosok Syekh Muhammad Hisham Kabbani yang Dikabarkan Wafat, Ulama Sufi Dunia Dikenal Tegas Kritik Ekstremisme
Momen yang berlangsung khidmat itu terjadi pada Jumat, 20 Juni 2025. Selain itu, hadir juga di tengah para pimpinan tarekat serumpun yang pernah jadi murid dari Prof Dr Kadirun Yahya.
Ketua Panitia Erik Romando Rozas menjelaskan ribuan jemaah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyahyang merupakan salah satu tarekat terbesar di Tanah Air. Jemaah datang di antaranya dari Jabodetabek dan Jawa Timur, serta Jawa Tengah.
Baca juga:
Pj Gubernur Sumut Ingin Persiapan Maksimal Sambut PON 2024 dan Pilkada Serentak
Dia menyebut untuk rombongan dari Jawa Timur menggunakan 30 bus. Selain itu, ada juga yang naik kereta api. Para jemaah yang hadir berasal dari 45 majelis surau yang tersebar di seluruh kota di Jatim.
Lalu, rombongan bus juga berdatangan dari Medan, Sumatera Utara, maupun Jabodetabek/ Jawa Barat.
Baca juga:
Pemuda di Karawang Alami Gangguan Jiwa Diduga Usai Belajar Ilmu Tasawuf
“Jemaah asal Medan menggunakan beberapa bus. Termasuk dari Jawa Timur, jemaah dari Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat, ada yang naik pesawat dan mobil pribadi. Khusus dari Jatim ditambah Jawa Tengah juga jamaah juga mencapai ribuan,” kata Erik Romando, dalam keterangannya, dikutip pada Senin, 23 Juni 2025.
Adapun Menko Muhaimin Iskandar, yang berada di belakang keluarga Kiai terkemuka, tampaknya layanan ini mengikuti proses peringatan di Great Qutubul Amin. Acara ini membuka duet Muazin untuk membawa Adzan, membaca Al -Qur’an dan Marhaban.
Menko Muhaimin dan ribuan jemaah tarekat hadiri Hari Guru Tokoh Tasawuf Dunia
Mantan pimpinan MPR itu tak memperlihatkan sebagai pejabat tinggi di tengah lautan jemaah tarekat. Muhaimin juga tak dilakukan penyambutan secara khusus saat tiba di surau yang saat Idul Adha lalu dikunjungi Menteri Kebudayaan Fadli Zon untuk menyerahkan sapi kurban Presiden Prabowo Subianto.
Usai acara peringatan, Muhaimin mengikuti langkah Pembina Yayasan Qutubul Amin, Dra Hj Erlina KY, isteri dari Prof Dr Kadirun Yahya berziarah di peranginan makam. Muhaimin nampak khusuk berdoa di makam tokoh tasawuf yang berhasil mendirikan 700 Alka atau tempat majelis dzikrullah di seluruh Indonesia dan luar negeri itu.
Zhahiriyah Surau Qutubul Amin (SQA) Pemimpin Raden Novendy Achmad Hadiawan juga bertugas saat berdoa di makam. Kemudian, diikuti oleh wilayah Pimpian.
Ribuan jemaah yang membanjiri area surau seluas 4 hektare itu kemudian antre untuk berziarah di makam Prof Dr Kadirun Yahya. Namun, dalam momen itu tak ada suara berisik dan gaduh. Semuanya tenang, khidmat, dan hening.
Ketua Majelis Surau Qutubul Amin (SQA) H Suroso Surya Atmadja menuturkan, perhelatan ziarah akbar ini merupakan peringatan Hari Guru atau Hari Silsilah ke 108. Kata dia, acara itu diselenggarakan Yayasan Qutubul Amin setiap tahun tepat pada tanggal 20 Juni.
“Sejak 1999, ayah dari guru setelah migrasi Qutubul Amin Medan ke Qutubul Amin, Arco, Duren Thousand, departemen ini, ia mengarah ke Hari Guru di Surau,” kata Suroso Surya.
Adapun guru guru adalah pengucapan umum dari jemaat Mursyid Maulana Sayyidi Syekh Kadirun Yahya.
Guru dari Hari Guru yang terbunuh ini adalah hari ziarah bagi semua siswa di bawah bimbingannya di Indonesia dan negara -negara lain di dunia.
“Adapun kepercayaannya, kami sebagai siswa berkewajiban melakukan ziarah untuk memperingati hari guru ini,” kata Suroso.
Dia menambahkan untuk tahun ini, murid-murid tarikat Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya dari luar negeri juga ikut datang berziarah Hari Guru. Mereka ada yang dari Inggris, Malaysia, Singapura, Australia, termasuk Amerika.
“Para pemimpin negara Malaysia Surau-Surau juga hadir,” kata Suroso.
Momen acara pada saat yang sama memperingati hari silsilah silsilah Naqsyabandiyah Khalidah yang pengetahuan Nabi Muhammad dinyatakan kepada Sayyidina Abu Bakar. Pada tahun 1952, Sayyidi Shaykh Kadirun Yahya dianggap sebagai ahli silsilah ke -35 oleh guru guru yang telah bertugas di Jabal Qubais, Mekah.
Keilmuan Prof Dr Kadirun Yahya diakui dunia mampu mengilmiahkan tasawuf. Pengakuan itu termasuk oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno.
Sebagai cendekiawan yang juga ahli atom, Prof Dr Kadirun Yahya di era Presiden RI ke-2 Soeharto juga memperoleh sederet bintang jasa sebagai pejuang kemerdekaan RI. Selain itu, juga tercatat sebagai Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Setelah mendirikan Surau Qutubul Amin di Bojongsari, Depok, Prof Dr Kadirun Yahya menjadikan tempat majelis dzikrullah sebagai pusat itikaf atau suluk selama 10 hari yang diselenggrakan setiap bulan.
“Karena ayah dari guru itu berlindung (kembali ke belas kasihan Allah) pada tahun 2001, suluk yang dipercayakannya, terima kasih Tuhan telah diimplementasikan secara rutin setiap bulan,” kata Suroso.
Peserta suluk bisa lebih dua ratus jamaah. Selain Jabodetabek atau wilayah pulau Jawa, peserta juga berasal dari Kalimantan, Sumbar, Sumut hingga luar negeri.
“Jamaah asal Malaysia juga paling rajin,” kata Suroso.
Selain Menko Muhaimin, ada juga eks Kakorlantas Polri Irjen Pol (Purn) Istiono, fungsionaris SQA dan Ketua Yayasan SQA Ir Sinar Yudha dalam Ziarah Akbar Hari Guru.
Ikut hadir beberapa perwira tinggi maupun perwira menengah Polri dan TNI baik yang masih aktif maupun purna. Di antaranya, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Karodalops Stamaops Polri Brigjen Pol Eko Nugrohadi, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu.
Puncak peringatan Hari Guru ini dimulai Pukul 07.00 berlangsung hingga Pukul 18.00. Terbagi dalam empat sesi.
Halaman Selanjutnya
Source : Istimewa