Perbukitan gelap di sekitar Florence menyembunyikan kisah yang tak kunjung pudar hingga saat ini. Serangkaian pembunuhan dari tahun 1968 hingga 1985 yang dikaitkan dengan Monster Florentine tetap menjadi salah satu misteri paling gila di Italia. Petunjuk hilang, kesaksian berbeda, penyelidik berubah, dan untuk setiap jawaban muncul pertanyaan lain. Siapa dalang di balik serangan harsh terhadap pasangan yang sedang jatuh cinta di kebun zaitun Tuscan? Dan mengapa kebenaran tertentu tidak dapat ditemukan bahkan setelah beberapa dekade?

Serangan pertama yang diketahui terjadi pada Agustus 1968 Sepasang kekasih muda ditemukan tewas di dalam mobil yang diparkir di pinggiran desa. Polisi menilai kasus ini sebagai tindakan kecemburuan yang terisolasi. Namun lebih dari satu dekade kemudian, pola serangan ganas mulai terulang kembali. Pasangan menghilang di malam hari, mayat muncul dengan ketepatan eksekusi yang sama, dan si pembunuh mengambil piala yang mengganggu dari tempatnya – dia memotong alat kelamin beberapa wanita. Baru setelah itu para detektif menghubungkan documents lama dengan kejahatan baru.

Pada awal tahun 1980 -an, sudah jelas bahwa polisi sedang menghadapi seorang pembunuh berantai yang sangat berhati-hati dalam belajar dari kesalahannya. Serangannya datang secara tidak teratur, namun metode eksekusinya selalu serupa. Peluru dari satu senjata, serangan di tempat tersembunyi, ketenangan overall pelakunya. Florence hidup dalam ketakutan, malam-malam kosong dan sepasang kekasih berhenti pergi ke tempat-tempat romantis favorit mereka. Namun setiap kali si pembunuh menemukan pasangan lain, seolah-olah dia tahu persis di mana mencarinya.

Investigasi secara bertahap berubah menjadi kekacauan. Polisi menginterogasi ratusan orang, mengajukan tuntutan terhadap tersangka yang seringkali tidak ada hubungannya dengan kasus tersebut. Ada teori tentang orang gila yang penyendiri, tapi juga tentang sekelompok penjahat yang terhubung dengan perkumpulan rahasia. Beberapa kriminolog percaya bahwa pembunuhnya pasti memiliki latar belakang medis, sementara yang lain berpendapat bahwa pelakunya lebih merupakan pemburu lokal dengan motif khusus. Setiap petunjuk ternyata menemui jalan buntu seiring berjalannya waktu.

Salah satu momen paling aneh dalam kasus ini adalah pengakuan palsu seorang pria yang mengaku membunuh karena obsesi. Pernyataannya

Baca seluruh artikel secara gratis

Anda dapat dengan mudah melanjutkan membaca setelah mendaftar.

  • Pendaftaran untuk Anda sepenuhnya gratis.
  • Anda mendapatkan akses ke semuanya konten kilat.
  • Anda akan menikmati acara perk dan memenangkan kompetisi.

Lanjutkan membaca

Tautan Sumber