Sabtu, 31 Mei 2025 – 10: 34 WIB
Tepi Barat, VIVA — Militer Israel mengadang rencana kunjungan para menteri luar negeri Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE), Mesir, dan Qatar untuk menemui Otoritas Palestina (PA), Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah pada hari Minggu, 1 Juni 2025
Baca juga:
Temui Prabowo di Hambalang, Utusan PM Inggris Jajaki Buka Kampus Top UK di RI
Dilansir Masa Israel, selain para menlu Arab, para diplomat tinggi dari Arab Saudi, UAE, Mesir, Yordania, Qatar, dan juga Turki dilaporkan akan melakukan kunjungan bersejarah ke Tepi Barat pada Minggu.
Sebelumnya pada hari itu, CNN International juga memberitakan bahwa para menteri bermaksud untuk menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Kota Ramallah.
Baca juga:
Arwani PPP: Sebelum Indonesia Membuka Diplomatik, Israel Harus Dihukum Kejahatan Kemanusiaan
VIVA Militer: Pengeran Kerajaan Arab Saudi, Faisal container Farhan bin Abdullah.
Sementara itu, The Times of Israel yang mengutip pejabat elderly Israel pada Jumat melaporkan bahwa Zionis telah menghalangi rencana kunjungan ke Tepi Barat tersebut.
Baca juga:
PKS Ingatkan Tipu Muslihat Israel, Usai Prabowo Siap Membuka Diplomatik Bila Akui Palestina
“Israel tidak akan bekerja dengan langkah -langkah yang dirancang untuk membahayakan mereka dan keamanannya,” kata kantor itu.
Pejabat Israel itu mengatakan pertemuan pada Minggu dengan otoritas Palestina di Tepi Barat sudah direncanakan dengan tujuan “mempromosikan pembentukan negara Palestina”.
Arab Saudi dan Prancis akan menjadi tuan rumah bersama sebuah konferensi di PBB bulan depan yang bertujuan untuk memajukan solusi dua negara, dan Paris sedang mempertimbangkan apakah akan menggunakan platform tersebut untuk mengakui negara Palestina.
“Israel tidak akan bekerja sama dengan langkah-langkah yang dirancang untuk merugikannya dan keamanannya,” tegas pejabat Israel tersebut.
Langkah tersebut kemungkinan akan semakin memperburuk hubungan Israel dengan negara-negara Arab regional, yang telah memburuk secara signifikan sejak pecahnya perang Gaza.
Halaman Selanjutnya
Arab Saudi dan Prancis akan menjadi tuan rumah bersama sebuah konferensi di PBB bulan depan yang bertujuan untuk memajukan solusi dua negara, dan Paris sedang mempertimbangkan apakah akan menggunakan system tersebut untuk mengakui negara Palestina.