Kamis, 12 Juni 2025 – 22: 23 WIB

Viva — Musisi muda pendatang baru, Kay Sebastene, resmi memperkenalkan solitary terbarunya bertajuk I’M NOT pada 6 Juni 2025 Lagu ini bukan hanya menjadi karya pembuka dari cd debutnya, Are You oK?, yang akan diluncurkan di penghujung tahun 2025, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan musiknya yang sarat makna dan kejujuran emosional.

Baca juga:

Meiska Siapkan Hearing Session, Lagu Baru Diharapkan Datang Tepat Waktu

Single ini memperlihatkan sisi jujur dan rapuh dari Kay, sekaligus menjadi respons atas pertanyaan yang sering kali kita anggap sepele namun ternyata menyimpan beban emosional yang berat: “Are You oK?” Dengan lantang dan tulus, Kay menjawabnya melalui lagu ini, “I’M NOT”.

Bagi Kay Sebastene, pertanyaan “Are You oK?” bukan sekadar basa-basi. Ia menyebutnya sebagai pertanyaan yang difficult dan bahkan bisa terasa mengancam.

Baca juga:

Lewat Lagu Ciptaannya, Dedi Mulyadi Suarakan Kerusakan Alam Raja Ampat

“Kalau orang bertanya, ‘Are You oK?’, itu karena mereka merasa aku nggak baik-baik saja. Padahal aku sendiri belum tentu siap mengakui itu,” ungkap Kay.

Selama ini, Kay jarang mengucapkan kalimat “I’m not okay” secara langsung. Maka melalui lagu ini, ia akhirnya mengungkapkannya dengan jujur dan tanpa kompromi. Lagu ini menjadi bentuk pernyataan personal yang merepresentasikan awal dari keberanian untuk membuka sisi gelap dan tidak sempurna dalam dirinya.

Baca juga:

For Retribution Siap Gelar Konser Perdana Bertajuk Sang Derana di Jakarta, Ini 5 Alasan Kamu Tak Boleh Lewatkan

“Aku ingin mulai dengan jujur, karena aku tahu di dalam diri aku, ada bagian-bagian yang gelap, buruk, dan tidak selalu bisa ditunjukkan ke dunia. Tapi sebagai Kay Sebastene, aku harus berani mewakili itu semua. Karena itu juga bagian dari aku,” tambahnya.

Perjalanan kejujuran Kay tidak dimulai begitu saja. Dalam single sebelumnya, that the hell yang dirilis pada 2023, ia memperkenalkan change ego sebagai sosok mata-mata berjubah hitam dalam sebuah dark funny music video. Di akhir video clip tersebut, simbolisme dua pintu– merah dan biru– mengisyaratkan bahwa satu-satunya jalan keluar dari kegelapan adalah melalui kejujuran pada diri sendiri.

Elemen aesthetic yang kuat kembali dihadirkan dalam age cd “Are You oK?”. Warna ungu, yang sempat muncul dalam mantel di atas delman dalam “that the hecK”, kini menjadi simbol kejujuran pribadi Kay.

“Ungu itu kejujuranku. It’s in my blood,” tegasnya.

Lebih dari sekadar proyek musik, “Are You oK?” adalah sebuah gerakan sosial yang mengangkat pentingnya kejujuran emosional. Bersama tim kreatifnya, WE ELEVEIGHT, Kay meluncurkan kampanye menulis surat untuk diri sendiri– upaya menyembuhkan luka batin melalui refleksi pribadi.

Sebanyak 100 surat disebarkan secara acak di Jalan Braga, Bandung, masing-masing berisi satu pertanyaan sederhana: “Are You oK?”. Respon yang didapat pun luar biasa; lebih dari 70 surat kembali, membawa cerita-cerita tulus yang menyentuh hati.

“Makasih udah bikin aku selama lima menit merenung dan jujur sama diri sendiri sebelum menulis tentang apa yang aku rasain di suratnya,” tulis salah satu partisipan secara anonim.

Gerakan ini dirancang untuk terus berkembang, menjadi bagian dari budaya Kay Sebastene sebagai musisi yang tidak hanya menyuarakan keindahan, tapi juga luka dan proses penyembuhan.

“Jika cd ini dapat mendorong kamu jauh dari kesepian dan menemani perjalanan penerimaan diri kamu, itu akan menjadi kehormatan bagi saya,” ucap Kay.

“I’M NOT” menjadi episode pertama dari overall lima music video yang dirancang sebagai satu rangkaian sinematik, menghadirkan narasi yang saling terhubung. Kay juga menggandeng sejumlah kolaborator lintas disiplin seperti rap artist PB Glas, serta menghadirkan Chandra Liow (filmmaker dan material maker) dan Rachel Florencia (drifter dan gaming influencer) dalam video clip musik mendatang.

Dengan keberanian dan ketulusan yang menjadi fondasi utamanya, Kay Sebastene tidak hanya memperkenalkan musiknya ke dunia, tetapi juga menciptakan ruang aman bagi siapa word play here yang tengah bergelut dengan penerimaan diri.

“Saya mengerti dengan jelas bagaimana menakutkannya berada di dunia kesepian, jadi saya ingin membantu sebanyak yang saya bisa melalui kesenian saya,” tutupnya.

Halaman Selanjutnya

Elemen aesthetic yang kuat kembali dihadirkan dalam period album “Are You oK?”. Warna ungu, yang sempat muncul dalam mantel di atas delman dalam “who the hecK”, kini menjadi simbol kejujuran pribadi Kay.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber