Sabtu, 31 Mei 2025 – 10: 24 WIB

Viva — BYD menjadi salah satu brand kendaraan listrik terlaris di China. Namun tidak semua wilayah di Tiongkok tertarik dengan kendaraan yang mereka buat, hingga akhirnya sejumlah supplier BYD tutup di tahun ini.

Baca juga:

Sudah Ditegur Pusat Tapi Supplier Masih Buka Pemesanan BYD Seagull

Melansir Carnewschina, Sabtu 31 Mei 2025, lebih dari 20 dealership BYD milik Shandong Qiancheng Holding Co., Ltd yang tersebar di provinsi Shandong tutup, setelah mengalami krisis operasional sejak April 2025

Padahal sebelumnya salah satu dari dealer BYD ‘Qian’ yang memiliki layanan 4 S (sales, servis, extra components, dan study) tersebut sempat menjadi jarinan utama BYD di Tiongkok Raya karena penjualannya yang menjanjikan.

Baca juga:

Logo design Neta Hilang dari Kantor Pusat, Tutup Selamanya?

Dealer BYD tutup di Shandong, China

Dealership BYD tutup di Shandong, China

Adapun memasuki tahun ini pemasukannya mulai merosot, diikuti jaringan supplier lainnya di wilayah Shandong. Di tengah krisis tersebut supplier inti BYD tersebut sudah tidak beroperasi, dan kondisi display room kosong.

Baca juga:

Kendaraan Niaga Listrik BYD Tertangkap Kamera Sedang Uji Jalan, Berukuran Raksasa

Penutupan dealer tersebut tentunya bedampak langsung kepada lebih dari 1 000 konsumen yang sudah membayar paket asuransi kendaraan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.

Paket tersebut meliputi perawatan kedaraan secara menyeluruh, perlindungan rangka, komponen, dan layanan seumur hidup yang sempat dijanjikan dealer.

Layanan yang ditawarkan sales tersebut memerlukan uang muka sebesar 10 000 – 15 000 yuan, atau setara Rp 22 – 34 jutaan. Setelah penutupan dealership, konsumen dijanjikan akan diganti premi tahun kedua dan ketiga.

Qiancheng atau nama dealer BYD di wilayah tersebut pertama kali berdiri, pada 2014 Karena pertumbuhannya sangat pesat, secara cepat menjadi mitra strategis utama BYD di Shandong.

Perusahaan retail tersebut mengoperasiikan lebih dari 20 dealer atau display room BYD, dan pernah mencatatkan penjualan tahunan dengan nilai transaksi 3 miliar yuan atau setara Rp 6, 8 triliun untuk semua dealership.

Bahkan sebagai tanda apresiasinya, Qiancheng Group sebagai jaringan dealership BYD yang mempekerjakan lebih dari 1 200 karyawan itu dikunjungi oleh chief executive officer BYD Firm, Wang Chuanfu, pada April 2024 di Jinan.

Padahal di tahun lalu tanda-tanda krisis keuangan sudah mulai muncul. Bahkan menurut salah satu mantan karyawan mengaku pernah tidak mendapatkan gaji selama enam bulan.

Departemen Merek dan Hubungan Masyarakat BYD dalam keterangannya sempat menjelaskan terkait rumor rantai modal yang putus dari Qiancheng Group. Dijelaskan bahwa penyesuaian kebijakan delaer yang salah hingga menyebabkan krisis.

“Kebijakan kami terhadap supplier tetap konsisten dan stabil selama beberapa tahun terakhir,” tulis pernyataannya.

Artinya bukan dari pihak BYD yang menyebabkan kerugian tersebut. Namun karena manajemen dealer yang mengalami masalah pendanaan akibat ekspansi membabi buta dan cepat dengan operasional mengandalkan utang.

Sementara dari dokumen internal Qiancheng Group, 17 April menjelaskan bahwa BYD yang sudah melakukan kesalahan akibat kebijakan yang mereka buat, karena ambisinya ingin mencatatkan penjualan terbanyak.

“Dalam dua tahun terakhir, penyesuaian kebijakan supplier BYD telah memberikan tekanan yang sangat besar pada pengelolaan arus kas kami (pengiriman device melimpah),” tulis keterangan Qiancheng.

Dokumen tersebut juga mengutip kondisi eksternal yang memburuk, termasuk beberapa kegagalan dealer otomotif di Shandong dan kebijakan pembiayaan bank yang konservatif sehingga menyulitkan konsumen untuk mengajukan kredit.

Halaman Selanjutnya

Layanan yang ditawarkan sales tersebut memerlukan uang muka sebesar 10 000 – 15 000 yuan, atau setara Rp 22 – 34 jutaan. Setelah penutupan dealership, konsumen dijanjikan akan diganti premi tahun kedua dan ketiga.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber