Senin, 23 Juni 2025 – 06: 35 WIB
Jakarta, Viva — Serangan Amerika serikat ke Iran memicu respons tegas China. Pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut word play here mengutuk keras serangan AS terhadap Iran termasuk fasilitas nuklirnya.
Baca juga:
Dunia di Ambang Perang, Iran Murka Trump Langgar Piagam PBB
China pun siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk menyatukan upaya dan menegakkan keadilan, serta berupaya memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
“China mengutuk keras serangan AS terhadap Iran dan pengeboman fasilitas nuklir di bawah perlindungan Badan Energi Atom Internasional (IAEA),” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam laman Kementerian Luar Negeri China dikutip Senin, 23 Juni 2025
Baca juga:
Nekat Serang Iran Tanpa Persetujuan Kongres, Trump Buka Jalan Pemakzulan
China menegaskan, tindakan AS tersebut, secara serius melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB serta hukum internasional, dan telah memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
“China menyerukan kepada pihak-pihak yang berkonflik, khususnya Israel, untuk mencapai gencatan senjata sesegera mungkin, memastikan keselamatan warga sipil, serta memulai dialog dan negosiasi,” demikian disebutkan.
Baca juga:
Makin Panas! Ini 4 Opsi yang Bisa Dilakukan Iran Usai Dibombardir AS
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya mengumumkan bahwa AS melakukan “serangan yang sangat sukses” terhadap tiga titik fasilitas nuklir di Iran yaitu di wilayah Natanz, Fordow, dan Isfahan pada Sabtu (21/6
Ilustrasi pesawat pengebommembawa bom penghancur bunker non-nuklir AS
Tujuan serangan tersebut adalah untuk membatasi kapabilitas nuklir Iran dan membuat mereka setuju “mengakhiri perang”, ucap Trump yang mengancam bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi yang lebih serius apabila menolaknya.
Serangan tersebut dilancarkan setelah Israel dilaporkan meminta AS terlibat dalam serangan udara yang sudah dilakukannya duluan terhadap sejumlah titik di Iran.
Media AS sebelumnya melaporkan bahwa alutsista militer AS, di antaranya pesawat siluman pengebom B- 2 dan rudal penghancur bunker yang efektif dalam menghancurkan struktur di bawah seperti fasilitas nuklir Iran, digunakan dalam operasi serangan itu.
Serangan tersebut dilancarkan setelah Israel dilaporkan meminta AS terlibat dalam serangan udara yang sudah dilakukannya duluan terhadap sejumlah titik di Iran.
Israel sejak 13 Juni 2025 melancarkan serangan terhadap beberapa fasilitas yang terkait dengan program pengembangan nuklir Teheran sehingga memicu operasi balasan Teheran yang mencakup serangan rudal ke Tel Aviv, sehingga menyebabkan banyak korban tewas dan terluka di kedua belah pihak.
Namun, pemerintah Iran mengatakan, pihaknya sudah memprediksi serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, sehingga fasilitas itu telah dievakuasi, kata penasihat ketua parlemen Iran Mehdi Mohammadi.
Menurutnya, berkat antisipasi tersebut maka tidak ada kerusakan di fasilitas nuklir Fordow yang tidak dapat dipulihkan.
Presiden AS Donald Trump konferensi pers usai serang fasilitas nuklir Iran
Namun, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengungkapkan bahwa operasi militer Israel telah menyebabkan kerusakan serius pada fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan, sementara situs nuklir Fordow belum terdampak.
Iran sendiri menegaskan bahwa program nuklirnya tidak memiliki dimensi militer. Grossi juga menekankan bahwa IAEA belum menemukan bukti konkret bahwa Iran sedang menjalankan program senjata nuklir aktif.
Otoritas AS saat ini bersiaga terhadap kemungkinan serangan balasan Iran, terutama dalam kurun waktu 48 jam sejak serangan terhadap Iran berlangsung. (Ant)
Halaman Selanjutnya
Tujuan serangan tersebut adalah untuk membatasi kapabilitas nuklir Iran dan membuat mereka setuju “mengakhiri perang”, ucap Trump yang mengancam bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi yang lebih serius apabila menolaknya.