Sebuah laporan baru-baru ini dari Dewan Kota New York mengangkat kembali masalah sehari-hari yang mempengaruhi jutaan penduduk dan pengunjung: kondisi buruk dan terbatasnya aksesibilitas kamar mandi umum di kota.
Investigasi, judul “Baik untuk berangkat?”mendokumentasikan penutupan yang tidak terduga, kekurangan pasokan dasar dan kurangnya pemeliharaan di taman dan ruang publik lainnya, yang telah menghasilkan seruan mendesak bagi pemerintah kota berikutnya untuk menjadikan masalah ini sebagai prioritas.
Rontgen kamar mandi umum di 5 wilayah
Studi tersebut dilakukan oleh Divisi Pengawasan dan Investigasi Dewan Kota, yang memeriksa 172 lokasi dengan kamar mandi umum, setara dengan 337 kamar mandi individu, yang tersebar di 5 kabupaten. Sampelnya mencakup 156 taman, 14 perpustakaan umum, dan 2 ruang publik milik pribadi (POPS), dengan setidaknya satu inspeksi di setiap distrik Dewan, yang memberikan gambaran luas dan representatif mengenai situasi di seluruh kota.
Salah satu temuan yang paling mengkhawatirkan adalah lebih dari satu dari 10 kamar mandi ditutup selama jam operasional resminya. Secara total, 36 dari 337 kamar mandi yang diperiksa tidak tersedia sebagaimana mestinya, dan semua kasus ini tercatat di taman-taman kota, ruang yang biasanya paling banyak digunakan pada siang hari.
Tidak ada persediaan dasar dan masalah keamanan
Laporan tersebut mencatat bahwa membuka kamar mandi tidak menjamin kondisi yang memadai. Lebih dari 2 dari 5 kamar mandi terbuka tidak memiliki setidaknya satu perlengkapan penting, seperti sabun, tisu toilet, tempat sampah, atau sistem pengering tangan. Kekurangan ini secara langsung mempengaruhi kebersihan dan pengalaman pengguna.
Selain itu, lebih dari satu dari 7 bilik tidak memiliki kunci yang berfungsi, sebuah masalah yang membahayakan privasi dan keamanan, terutama bagi perempuan, lansia, dan penyandang disabilitas. Bagi para anggota dewan, Situasi ini bukan hanya ketidaknyamanan, tapi juga masalah kesehatan masyarakat. yang dapat menghambat penggunaan kamar mandi dan menimbulkan praktik tidak sehat di ruang terbuka.
Kurangnya infrastruktur untuk keluarga dan perawatan dasar
Investigasi Laporan ini juga mengungkapkan kekurangan penting dalam hal aksesibilitas dan dukungan bagi keluarga. Lebih dari satu dari 4 kamar mandi terbuka tidak memiliki meja ganti, yang merupakan kebutuhan utama bagi orang tua dan pengasuh. Bahkan di kamar mandi yang memiliki fasilitas tersebut, lebih dari satu dari 5 kamar mandi memiliki kotoran atau masalah saat digunakan, sehingga membatasi fungsinya.
Sebaliknya, kamar mandi perpustakaan umum mendapat skor lebih baik: hanya 2 yang mengalami masalah pembersihan, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang lebih konsisten dan sumber daya yang memadai dapat memberikan perbedaan yang signifikan dalam pemeliharaan.
Hal penting lainnya yang disoroti dalam laporan ini adalah kurangnya infrastruktur untuk kebersihan menstruasi. Menurut peneliti, sekitar 4 dari 5 bilik di kamar mandi wanita tidak memiliki wadah untuk membuang produk menstruasi, sebuah kelalaian yang mempengaruhi martabat dan kenyamanan ribuan pengguna di kota tersebut.
Terkait ruang POPS, keduanya yang dievaluasi tidak mematuhi peraturan yang berlaku dengan tidak melaporkan ketersediaan kamar mandi pada pelat wajib. Kurangnya papan petunjuk ini mengurangi akses terhadap layanan yang, menurut undang-undang, harus tersedia bagi publik dan diidentifikasi dengan jelas.
Suara Dewan: Infrastruktur penting yang terlupakan
Ketua Dewan Kota Adrienne Adams mengatakan hasil ini mengkonfirmasi apa yang sudah diketahui banyak warga New York berdasarkan pengalaman pribadi. “Kamar mandi yang tertutup secara tidak terduga, kondisi yang tidak bersih, dan kurangnya fasilitas sanitasi dasar,” katanya dalam laporan tersebut, sambil mengungkapkan harapan bahwa pemerintah kota berikutnya akan memprioritaskan ketersediaan dan pemeliharaan kamar mandi umum.
Sementara itu, Anggota Dewan Gale A. Brewer, ketua Komite Pengawasan dan Investigasi, menyebut kamar mandi umum sebagai “infrastruktur penting” dan memperingatkan bahwa Tidak adanya layanan dasar merupakan risiko nyata terhadap kesehatan dan keselamatan di kota berpenduduk padat seperti New York.
Anggota Dewan Shekar Krishnan, ketua Komite Taman dan Rekreasi, menekankan bahwa temuan ini mencerminkan dampak dari kekurangan dana yang kronis pada Departemen Pertamanan, dan berpendapat bahwa Memperbaiki kamar mandi di taman adalah kunci untuk memastikan ruang publik yang benar-benar inklusif dan fungsional.
Rekomendasi dan tantangan bagi pemerintahan selanjutnya
Mengingat panorama ini, Dewan Kota mengeluarkan serangkaian rekomendasi yang ditujukan kepada Eksekutif kota. Hal ini mencakup kebutuhan untuk memperbaharui peta dan basis data publik agar secara akurat mencerminkan kamar mandi mana yang buka, memperbaiki papan tanda di POPS, memastikan keberadaan tempat sampah dan kunci yang berfungsi, dan memperluas akses ke meja ganti dan wadah produk menstruasi.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa akses terhadap toilet umum yang bersih, terbuka dan lengkap bukanlah sebuah kemewahan, namun merupakan kebutuhan dasar kehidupan perkotaan. Bagi sebuah kota yang ingin menjadi lebih adil dan layak huni, menyelesaikan krisis ini akan menjadi ujian utama bagi pemerintahan berikutnya dan merupakan tuntutan yang semakin nyata di kalangan warga New York.
Teruslah membaca:
* Peta yang menunjukkan di mana menemukan kamar mandi gratis dan bersih di NYC
* Drama pencarian toilet umum: lebih dari 100 toilet tidak dapat digunakan
*9 Tips Menghindari Infeksi Saat Menggunakan Kamar Mandi Umum Selama Pandemi (dan Selalu)













