Sabtu, 18 Oktober 2025 – 16:03 WIB

VIVA – Menjelang pelaksanaan Musyawarah Provinsi (Musprov) Perbakin DKI Jakarta yang dijadwalkan berlangsung Desember 2025, sejumlah klub menembak meminta Pengurus Provinsi (Pengprov) Perbakin Jakarta bersikap lebih bijak dan terbuka dalam proses verifikasi keanggotaan klub.

Baca Juga:

Kreativesia 2025 di Palembang Ditutup dengan Pawai Budaya

Harapan itu disampaikan para perwakilan klub dalam Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) yang digelar di Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Oktober 2025. Mereka menilai proses verifikasi harus dilakukan secara adil dan mengedepankan semangat pembinaan olahraga, bukan semata administrasi.

Dalam forum tersebut, terdapat 16 klub yang dinyatakan tidak lolos verifikasi dan diberi waktu satu bulan untuk melengkapi berkas. Namun, beberapa di antaranya diketahui telah banyak berkontribusi bagi Jakarta, bahkan menyumbangkan atlet andalan di level nasional dan internasional.

Baca Juga:

Turnamen Padel Rans Bertabur Bintang, Tiket Ludes Sebelum Dimulai

Mantan Sekjen PB Perbakin selama 30 tahun, Anthony Sunarjo, yang kini memimpin Aquarius Shooting Club, menegaskan agar Pengprov DKI bersikap arif dalam mengambil keputusan.

“Klub itu merupakan ujung tombak pembinaan. Jangan sampai klub-klub menembak target yang memproduksi atlet dihilangkan. Perlu pertimbangan lagi karena Jakarta selama ini menjadi barometer pembinaan olahraga menembak, di mana banyak menghasilkan petembak nasional seperti Lely Sampoerna, Siswanto, dan Iriantoni yang sudah berprestasi di ajang internasional,” ujar Anthony, yang juga Ketua Dewan Etik Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Baca Juga:

Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025, Okto: Ini Ajang Pembuktian!

Anthony menilai, sejarah dan kontribusi klub juga perlu menjadi bahan pertimbangan dalam verifikasi. Ia berharap keputusan tidak didasarkan pada pendekatan administratif semata.

Senada dengan itu, Ketua Bima Sakti Shooting Club, Christian GP Muljadi, menilai kebersamaan perlu dijaga. Ia bahkan menyarankan agar klub-klub yang tidak memenuhi persyaratan bisa dimerger agar tetap bisa berkontribusi dalam pembinaan.

Sementara itu, Susanto Hasni, Ketua Chow Shooting Club sekaligus mantan pengurus KONI DKI Jakarta, menegaskan pentingnya perhatian terhadap klub lama yang telah mencetak banyak atlet.

“Jangan sampai malah atlet yang mereka produksi diambil daerah lain,” ujarnya mengingatkan.

Dari Velox Shooting Club, Kristianto menyoroti pentingnya transparansi pengelolaan dana organisasi. “Ya, perlu ada transparansi,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Temmy Djaja Hartanto, Ketua Magnum Shooting Club, yang menekankan pentingnya mekanisme organisasi berjalan sesuai aturan.

Halaman Selanjutnya

“Kebijakan sebaiknya dihasilkan melalui rapat pleno dan diputuskan dalam Rakerprov,” ucapnya.

Tautan Sumber