Roman mengakhiri hidupnya di depan teman-teman sekelasnya, guru, petugas polisi dan ibunya yang putus asa, yang memintanya untuk tidak melakukan hal itu. Pada saat kejadian, sebuah video mengerikan beredar di media sosial, di mana Roman tampaknya ragu-ragu dengan niatnya. Namun, dalam rekaman tersebut, terdengar keributan menjijikkan dari beberapa teman sekelas. “Roman, turunlah, sial. Roman, lompat!” terdengar.
Sayangnya, pemuda tersebut akhirnya menyerah pada tekanan tersebut dan benar-benar melompat dari atap. “Aku menyukaimu,” dia berhasil berseru sebelumnya. Dia kemudian meninggal akibat luka yang dia timbulkan akibat lompatan tersebut. Seharusnya dia melakukan tindakan nekat tersebut karena dia disebut-sebut menjadi sasaran perundungan parah di sekolah. Dia bilang dia bahkan tidak mendapatkan bantuan dari guru dan manajemen sekolah!
Dalam kasus tersebut, polisi mendakwa salah satu teman sekelas perempuannya dengan tindak pidana bunuh diri. Penuntutan pidana terhadapnya terus berlanjut, namun menurut polisi, tidak ada kejahatan yang dilakukan. Menurut kesimpulan mereka, Roman bunuh diri, dan kasusnya tidak lagi diselidiki sebagai pembunuhan, melainkan bunuh diri. Orang tua anak laki-laki tersebut sama sekali tidak menyukai keputusan ini, jadi mereka mengajukan keluhan.
Jika Anda mempunyai masalah psikologis atau tekanan apapun, hubungi ahlinya, misalnya di Safety Line: 116 111 atau Crisis Intervention Center: 284 016 666. Pelayanan diberikan nonstop dan tidak dipungut biaya.











