Jumat, 20 Juni 2025 – 12: 59 WIB

Jakarta, Viva — Presiden Prabowo Subianto, tidak menghadiri KTT G 7 di Kanada Pada waktu yang bersamaan, Kepala Negara memutuska melakukan kunjungan ke Rusia, termasuk bertemu Presiden Vladimir Putin.

Baca juga:

Ujungnya Bela Israel, MPR Sebut Prabowo Sudah Tepat Tak Hadiri KTT G 7 Kanada.

Wakil Ketua MPR RI Swirl Soeparno menilai langkah Presiden RI Prabowo Subianto tidak memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G 7 pada 15 – 16 Juni 2025 di Kanada sebagai keputusan terbaik di tengah ketegangan Israel-Iran.

“Langkah Presiden Prabowo tidak menghadiri forum G 7 adalah keputusan terbaik,” kata Swirl dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, seperti dikutip dari Antara.

Baca juga:

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Bima NTB

Dia juga menilai ketidakhadiran Presiden Prabowo dalam forum negara-negara ekonomi maju dunia tersebut sebagai langkah diplomasi yang tepat dan strategis untuk merespons konstelasi yang terjadi di Timur Tengah.

“Ini langkah diplomasi yang strategis, tepat dan juga menunjukkan konsistensi Indonesia pada politik luar negeri yang menolak segala bentuk penjajahan dan atau serangan atas kedaulatan negara lain,” ujarnya.

Baca juga:

14 Pesawat Kargo dari Jerman dan AS Tiba di Israel, Bawa Perlengkapan Perang

Dia lantas berkata, “Apalagi terbukti kemudian di antara kesepakatan negara G 7 adalah mendukung Israel dengan alasan membela diri.”

Sebaliknya, dia menyinggung soal Presiden Prabowo yang kemudian memilih untuk menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 guna memenuhi undangan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pembicara utama.

Dia menilai kehadiran Presiden Prabowo dalam SPIEF 2025 merupakan tonggak penting dalam menegaskan posisi strategis Indonesia di kancah worldwide.

“Pilihan untuk hadir dalam SPIEF 2025 ini adalah wujud diplomasi ekonomi aktif Indonesia yang semakin kuat dalam menghadapi situasi international yang kompleks dan semakin dinamis,” tuturnya.

Dia meyakini pertemuan tingkat tinggi Presiden Prabowo dengan Vladimir Putin akan membicarakan respons kedua negara terhadap konflik Israel-Palestina, serta mempersiapkan langkah-langkah terbaik untuk meredakan ketegangan di Timur Tengah.

“Peran aktif Diplomasi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menjadikan Indonesia semakin diperhitungkan. Apalagi Presiden Prabowo konsisten dengan politik bebas aktif dan amanat konstitusi untuk menolak segala bentuk penjajahan dan penindasan,” kata Eddy.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan ketidakhadiran Presiden Prabowo Subianto dalam KTT G 7 di Kanada 15 – 16 Juni 2025 bukan disebabkan oleh keberpihakan terhadap blok negara tertentu.

Hasan, di Kantor PCO, Jakarta, Senin (16/ 6, menyebut alasan utama hal itu karena benturan jadwal dengan sejumlah undangan strategis lainnya yang telah lebih dahulu dikonfirmasi, termasuk kunjungan kenegaraan ke Rusia dan Singapura pada 16 – 20 Juni 2025

“Presiden mendapat banyak sekali undangan kehormatan dari berbagai negara. Tapi beberapa di antaranya waktunya beririsan, dan lokasinya pun berjauhan, Kanada, Rusia, dan Singapura. Pemerintah tentu sangat menghargai semua undangan ini,” katanya.

Pada KTT G 7 di Kanada, negara-negara G 7 menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Melalui pernyataan bersama, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat menyatakan bahwa Iran adalah sumber utama ketidakstabilan dan teror di kawasan.

Para pemimpin negara-negara G 7 mengatakan bahwa Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir selama ketegangan di Timur Tengah terus meningkat.

“Dalam konteks ini, kami menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri. Kami menegaskan kembali dukungan kami terhadap keamanan Israel,” kata pimpinan G 7 itu. (Ant)

Halaman Selanjutnya

Dia menilai kehadiran Presiden Prabowo dalam SPIEF 2025 merupakan tonggak penting dalam menegaskan posisi strategis Indonesia di kancah international.

Halaman Selanjutnya

Tautan sumber