Tragedi itu terjadi pada Hari Natal, 24 Desember, sore hari, ketika sebuah helikopter Airbus Helicopters H 125 lepas landas dari landasan helikopter dekat kamp Barafu, yang seharusnya mengangkut pendaki ke tempat aman sebagai bagian dari misi medis karena cuaca yang memburuk dengan cepat. Namun, mesin tersebut jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas di kawasan Lembah Barafu di sisi tenggara pegunungan, di ketinggian sekitar 4 700 meter di atas permukaan laut. Para saksi mata menggambarkan bahwa helikopter tersebut terbakar segera setelah kecelakaan itu, dan tidak ada awak atau penumpang yang selamat.
Di antara para korban terdapat dua turis Ceko, David dan Anna P. (keduanya berusia † 30, yang dikatakan ikut serta dalam perjalanan wisata rutin yang diselenggarakan oleh agen perjalanan setempat. Mereka berangkat ke gunung pada tanggal 20 Desember melalui rute Machame sebagai bagian dari ekspedisi enam hari. Kecelakaan itu terjadi saat mereka turun, saat mereka telah menyelesaikan bagian utama perjalanan. Menurut pihak berwenang setempat, itu adalah rute wisata standar.
Seorang pemandu gunung setempat, seorang dokter yang memberikan dukungan medis dan seorang pilot helikopter dari Zimbabwe tewas bersama para turis Ceko. Mesin tersebut dioperasikan oleh KiliMedAir Aviation, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam penerbangan penyelamatan dan evakuasi medis dalam kondisi pegunungan yang sulit. Tim penyelamat mencapai lokasi kecelakaan dengan sangat cepat, namun tingkat kerusakan pada helikopter dan kebakaran menghalangi kemungkinan bantuan.
Kasus tersebut kini sedang diselidiki oleh Otoritas Penerbangan Sipil Tanzania bekerja sama dengan otoritas bandara dan polisi. Penyelidik mengumpulkan bukti tepat di taman nasional dan fokus pada kondisi teknis helikopter, kondisi penerbangan, dan keadaan lepas landas di ketinggian.
Menurut servernya Warga Negara terbang di atas empat ribu meter di Kilimanjaro sangatlah menantang karena udara yang tipis dan kondisi yang berubah dengan cepat, namun evakuasi medis merupakan hal biasa karena puluhan ribu orang mencoba melakukan pendakian setiap tahunnya.
Kecelakaan pesawat yang fatal jarang terjadi di gunung ini, dan terakhir kali kejadian serupa terjadi di sini lebih dari lima belas tahun yang lalu. Pihak berwenang kini melanjutkan penyelidikan dan keluarga korban menunggu kesimpulan resmi lebih lanjut.












