Rabu, 30 Juli 2025 – 20: 46 WIB

Jakarta, Viva — Period kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar wacana masa depan. Tahun 2025 menunjukkan bahwa siapa pun yang menguasai skill AI bisa mendapatkan keuntungan nyata, terutama dari sisi gaji.

Baca juga:

Makin Banyak Sarjana Gen Z Jadi Pengangguran, Efek AI?

Berdasarkan studi terbaru dari Lightcast berjudul Past the Buzz, perusahaan kini bersedia membayar 28 persen lebih tinggi kepada kandidat yang memiliki kompetensi AI. Itu setara dengan tambahan hampir US$ 18 000 atau sekitar Rp 293, 4 juta per tahun.

Selama ini, pemberitaan tentang AI lebih sering fokus pada ancaman pemutusan kerja massal dan automasi. Namun kenyataannya tidak sekelam itu. Para pekerja yang mampu beradaptasi dengan teknologi AI justru menikmati peningkatan karier dan pendapatan yang signifikan.

Baca juga:

Gelar Sarjana Saja Tak Cukup! Ini 20 Skill yang Fading Dicari Perusahaan pada 2025

Bagi Anda yang selama ini bekerja di bidang non-teknologi, peluang ini semakin besar karena lebih dari separuh lowongan kerja yang membutuhkan ability AI justru berasal dari luar sektor IT.

Ability AI Meningkatkan Gaji Tanpa Harus Jadi Designer

Baca juga:

10 Profesi Ini Diprediksi Aman dari AI dan Robotic di Masa Depan, Minat?

Tidak semua perusahaan membutuhkan ahli pemrograman AI atau designer AI. Banyak di antara mereka hanya mencari karyawan yang bisa memanfaatkan AI secara optimum untuk tugas-tugas di bidangnya. Ini mencakup kemampuan seperti menggunakan AI untuk otomatisasi pekerjaan, analisis information, pembuatan konten, atau pengambilan keputusan berbasis prediksi AI.

Berikut beberapa bidang kerja yang mengalami peningkatan kebutuhan skill AI:

– Advertising & PR: Khususnya untuk peran seperti search engine optimization Professional dan analis kampanye electronic.

– Sumber Daya Manusia (HUMAN RESOURCES): Tumbuh 66 persen, memanfaatkan AI untuk rekrutmen, analisis karyawan, hingga automasi administratif.

– Keuangan dan Akuntansi: Menggunakan AI untuk deteksi scams, analisis portofolio, dan prediksi tren pasar.

– Pendidikan dan Pelatihan: Mengembangkan materi open berbasis AI serta penggunaan chatbot dan tutor online.

Faktanya, sejak tahun 2022, ada lonjakan 800 persen dalam lowongan kerja AI di sektor-sektor non-teknologi. Jadi, siapa bilang AI hanya untuk orang IT?

Investasi Skill AI Jadi Keuntungan Nyata di Tengah Kompetisi Kerja

Masih berpikir AI akan menggantikan pekerjaan Anda? Bisa jadi sebaliknya. AI justru bisa memperkuat posisi Anda di tempat kerja. Perusahaan-perusahaan kini menilai tinggi karyawan yang bisa membawa efisiensi lewat AI.

Tidak harus menjadi pengembang AI. Cukup mampu mengintegrasikan penggunaannya secara strategis dalam rutinitas kerja.

Meskipun dibutuhkan waktu dan usaha untuk mempelajari skill AI, baik lewat kursus daring, workshop, atau pelatihan internal perusahaan, keuntungan jangka panjangnya sangat menjanjikan.

Bahkan hanya dengan wawasan dasar tentang cara mengoptimalkan AI dalam pekerjaan, Anda bisa lebih unggul di mata rekruter dibandingkan kandidat lain.

Tak Punya Ability AI Bisa Bikin Gaji Anda Stagnan

Tahun 2025 menjadi titik balik bagi dunia kerja. Mereka yang berinvestasi pada penguasaan AI, baik teknis maupun fungsional, akan menikmati gaji lebih tinggi dan peluang karier lebih luas. Anda tidak perlu berganti profesi. Cukup tingkatkan kemampuan agar tetap relevan di mata industri yang makin kompetitif.

Jika Anda belum mulai belajar AI, ini saat yang tepat. Gaji Anda bisa meningkat hampir sepertiga hanya dengan skill yang relevan.

Halaman Selanjutnya

– Advertising & PR: Khususnya untuk peran seperti SEO Specialist dan analis kampanye digital.

Tautan sumber