Kapal vessel berbendera Kamerun mengeluarkan panggilan darurat sekitar 60 mil laut (110 kilometres) selatan Ahwar Yaman di Teluk Aden.

Sebuah kapal vessel gas alam cair terbakar di Teluk Aden lepas pantai Yaman setelah terjadi ledakan, menurut perusahaan keamanan maritim Inggris Ambrey dan satuan tugas angkatan laut Uni Eropa.

Insiden itu terjadi pada hari Sabtu di Teluk Aden, sekitar 60 mil laut (setara dengan 110 kilometres) selatan Ahwar, di pantai selatan Yaman, menurut Ambrey.

Cerita yang Direkomendasikan

daftar 4 item akhir daftar

Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) milik militer Inggris mengatakan kapal itu “dihantam proyektil tak dikenal, yang mengakibatkan kebakaran”. “Pihak berwenang sedang menyelidikinya,” katanya.

Ambrey menggambarkan kapal tersebut sebagai kapal vessel berbendera Kamerun yang sedang dalam perjalanan dari Sohar, Oman, menuju Djibouti.

Angkatan Laut Uni Eropa Aspides mengatakan penyebab ledakan tersebut tidak jelas. Ia menambahkan bahwa 15 persen kapal terbakar, menurut indikasi awal.

Dikatakan 24 dari 26 awak MV Falcon berhasil diselamatkan, dan dua orang dilaporkan hilang. Operasi penyelamatan sedang berlangsung, katanya.

Ambrey mencatat bahwa kapal vessel LNG tersebut tidak termasuk dalam kategori kapal yang biasanya menjadi sasaran pemberontak Houthi Yaman di wilayah tersebut.

Seorang pejabat kementerian pertahanan dari kelompok Houthi mengatakan pihaknya tidak ada hubungannya dengan insiden pada hari Sabtu itu, menurut kantor berita Saba.

Di masa lalu kelompok Houthi telah melakukan kampanye militer dengan menyerang kapal-kapal melalui koridor Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina di tengah perang Israel di Gaza.

Kelompok ini telah melancarkan banyak serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah sejak akhir tahun 2023, menargetkan kapal-kapal yang mereka anggap terkait dengan Israel atau pendukungnya.

Serangan tersebut telah mengganggu arus perdagangan melalui Laut Merah dan Terusan Suez, salah satu rute pelayaran tersibuk di dunia.

Namun tidak ada serangan yang diklaim dilakukan oleh kelompok pemberontak tersebut sejak gencatan senjata Israel-Hamas dimulai di Gaza pada 10 Oktober.

Serangan terbaru kelompok ini menghantam kapal kargo berbendera Belanda Minervagracht pada tanggal 29 September, menewaskan satu awak kapal dan melukai lainnya. Kampanye Houthi melawan pelayaran telah menewaskan sedikitnya sembilan pelaut dan menyebabkan empat kapal tenggelam.

Israel telah berulang kali menyerang apa yang dikatakannya sebagai sasaran Houthi di Yaman dalam beberapa bulan terakhir, menewaskan puluhan warga sipil Yaman. Kelompok Houthi telah menembakkan rudal ke arah Israel, sebagian besar dapat dicegat, namun beberapa diantaranya berhasil menembus pertahanan udara Israel yang dipasok oleh AS dan menyebabkan cedera serta gangguan di bandara.

Pada hari Kamis, Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Kepala Staf militer Houthi Muhammad Abd al-Karim al-Ghamari.

Kelompok Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa konflik dengan Israel belum berakhir dan bahwa Israel akan “menerima hukuman jera atas kejahatan yang telah dilakukannya”.

Pada bulan Agustus, Israel mengatakan pihaknya menargetkan tokoh elderly kelompok tersebut, termasuk al-Ghamari, dalam serangan udara di ibu kota Sanaa yang menewaskan perdana menteri pemerintah Yaman yang dikelola Houthi dan beberapa menteri lainnya.

Tautan Sumber