Sabtu, 27 Desember 2025 – 11:51 WIB

Jakarta, VIVA – Saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), arus mudik dan wisata dipastikan meningkat. Kondisi jalan yang padat, perjalanan panjang, serta jadwal yang padat sering membuat pengemudi memaksakan diri tetap berkendara meski tubuh sudah lelah.

Baca Juga:

Ban Aus dan Jalan Basah, Kombinasi Paling Berbahaya di Musim Hujan

Di sinilah bahaya microsleep mengintai. Microsleep adalah episode tidur singkat yang berlangsung dalam hitungan sepersekian detik hingga setengah menit. Meski sangat singkat, konsekuensinya bisa fatal karena saat microsleep terjadi, seseorang gagal merespons lingkungan di sekitarnya, bahkan meski matanya masih terbuka. Kondisi ini umumnya dipicu kurang tidur, tetapi tidak selalu demikian.

Banyak kasus menunjukkan microsleep juga dialami orang yang melakukan pekerjaan monoton dalam waktu lama. Ketika microsleep terjadi saat berkendara, bahkan hanya dalam hitungan detik, risikonya bisa berujung kecelakaan serius. Itulah sebabnya kondisi ini disebut sebagai salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.

Baca Juga:

Mau Mesin Lebih Irit dan Tahan Lama? Kuncinya Ada di Oli

Dilansir VIVA Otomotif dari halaman Kementerian Kesehatan, Sabtu 27 Desember 2025, secara umum, penyebab microsleep berhubungan erat dengan gangguan tidur yang membuat kualitas istirahat terganggu, pola kerja shift malam yang memaksa tubuh bekerja melawan ritme alami, kondisi tubuh yang memiliki “utang tidur” karena sering begadang, hingga efek samping dari pengobatan tertentu yang memicu kantuk berat.

Kombinasi faktor-faktor inilah yang kerap terjadi saat momen liburan, ketika banyak orang memaksakan perjalanan jauh tanpa persiapan istirahat yang cukup.

Baca Juga:

Cara Bersihkan Jamur Kaca Mobil dengan Bahan Rumahan

Microsleep juga bisa dikenali dari sejumlah tanda-tanda yang sebenarnya cukup jelas. Pengemudi biasanya mulai merasakan mata sangat berat hingga sulit dibuka, sering menguap, dan harus berkedip pelan atau berulang-ulang hanya untuk tetap terjaga.

Tak jarang, mereka kehilangan ingatan terhadap kejadian satu hingga dua menit terakhir dan bahkan tidak menyadari sesuatu baru saja terjadi di jalan. Kemampuan memahami informasi pun menurun, kepala tanpa sadar menunduk karena rasa kantuk, lalu tersentak bangun dengan gerakan tubuh tiba-tiba.

Jika gejala seperti ini muncul di balik kemudi, itu berarti tubuh sudah memberi sinyal bahaya.

Risikonya tidak main-main. Microsleep membuat pengemudi kehilangan kesadaran sesaat sehingga sangat berpotensi menyebabkan kecelakaan. Dalam kondisi normal, otak mampu menangkap dan memproses berbagai stimulus dengan baik. Namun saat kelelahan, konsentrasi menurun tajam dan otak hanya merespons stimulus yang sangat kuat, sementara situasi di jalan membutuhkan kewaspadaan penuh setiap detik.

Halaman Selanjutnya

Itulah mengapa tertidur saat berkendara menjadi salah satu penyebab kecelakaan terbesar. Dampaknya bukan hanya kerugian materi, tetapi juga bisa berujung kematian.

Tautan Sumber