Masyarakat Amerika terpecah belah mengenai berlanjutnya keterlibatan AS dalam perundingan Rusia-Ukraina menjelang pertemuan penting antara Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, demikian temuan sebuah jajak pendapat baru.
Dalam jajak pendapat eksklusif Daily Mail/JL Partners terhadap 1.000 pemilih terdaftar, 41 persen percaya AS harus tetap terlibat dalam negosiasi, sementara 39 persen mengatakan Washington harus mundur.
Sebanyak 20 persen lainnya mengatakan mereka tidak yakin, dan menyoroti kurangnya konsensus di antara warga Amerika ketika perang mendekati tahun keempat.
Perpecahan ini terjadi antar partai, termasuk di kalangan Partai Republik. Para pemilih Trump sendiri terbagi rata, dengan 43 persen mendukung berlanjutnya keterlibatan AS dan 42 persen menentangnya.
Jajak pendapat tersebut dirilis ketika Zelensky mengonfirmasi bahwa dia akan bertemu Trump di Florida pada hari Minggu sebagai bagian dari upaya intensif diplomasi yang dipimpin AS untuk mengakhiri konflik.
Zelensky mengatakan pembicaraan akan fokus pada jaminan keamanan bagi Ukraina dan usulan kerangka perdamaian sebanyak 20 poin, yang ia gambarkan ‘siap sekitar 90 persen’.
Kesepakatan ekonomi juga diperkirakan akan dibahas, meskipun Zelensky memperingatkan masih belum jelas apakah ada sesuatu yang akan diselesaikan dalam pertemuan tersebut.
Ukraina juga diperkirakan akan mengangkat masalah teritorial. Moskow bersikeras Kyiv melepaskan sisa wilayah yang dikuasainya di wilayah timur Donbas, sebuah ultimatum yang berulang kali ditolak oleh Ukraina.
Jajak pendapat baru ini menunjukkan bahwa masyarakat Amerika masih skeptis bahwa perundingan tersebut akan menghasilkan perdamaian abadi, dan apakah Trump harus terus mendorong perundingan untuk mengakhiri konflik.
Jajak pendapat tersebut dirilis ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi bahwa dia akan bertemu dengan mantan Presiden Donald Trump di Florida pada hari Minggu, di tengah semakin intensifnya dorongan diplomatik yang dipimpin AS untuk mengakhiri konflik.

Masyarakat Amerika berbeda pendapat mengenai apakah AS harus tetap terlibat dalam perundingan Rusia-Ukraina, dengan perbedaan pendapat yang tajam berdasarkan usia dan afiliasi partai.
Dalam jajak pendapat eksklusif tersebut, tiga puluh enam persen pemilih mengatakan Ukraina dapat menyerahkan wilayah yang saat ini diduduki Rusia dengan imbalan jaminan keamanan yang mengikat dan netralitas. Sebagai perbandingan, 31 persen mengatakan kesepakatan seperti itu tidak bisa diterima.
Dukungan terhadap konsesi yang lebih luas menurun tajam.
Hanya 26 persen yang mengatakan bahwa Ukraina dapat menyerahkan wilayah tambahan yang saat ini tidak berada di bawah kendali Rusia, sementara 41 persen mengatakan bahwa hasil tersebut tidak dapat diterima.
Pandangan mengenai sanksi juga berbeda-beda: 31 persen mengatakan pencabutan sanksi terhadap Rusia sebagai bagian dari perjanjian damai dapat diterima, dibandingkan dengan 33 persen yang mengatakan hal itu tidak dapat diterima, dan sisanya ragu-ragu.
Sebaliknya, masyarakat Amerika menunjukkan dukungan yang lebih jelas terhadap kelanjutan keterlibatan AS dalam perundingan Israel-Palestina, dengan 45 persen mendukung keterlibatan yang sedang berlangsung dan 36 persen menentangnya, yang menggarisbawahi betapa uniknya polarisasi Ukraina di kalangan pemilih.
Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Sejak itu, Moskow telah menguasai sebagian besar wilayah Luhansk dan sekitar 70 persen Donetsk, dua wilayah yang membentuk Donbas.

Para pemilih secara luas mendukung kelanjutan keterlibatan AS dalam perundingan Israel-Palestina, dengan dukungan paling kuat di kalangan warga Amerika berusia lanjut dan anggota Partai Demokrat, menurut jajak pendapat.

Jajak pendapat menunjukkan banyak orang Amerika memandang potensi hasil perundingan Rusia-Ukraina sebagai hal yang tidak dapat diterima, namun sebagian besar warga AS mengatakan mereka acuh tak acuh atau tidak yakin.
Pertarungan terus berlanjut di berbagai bidang. Serangan bom udara dan drone Rusia baru-baru ini menewaskan warga sipil di kota-kota termasuk Kharkiv, Zaporizhzhia dan Mykolaiv.
Ukraina semakin menargetkan infrastruktur energi Rusia sebagai tanggapannya, termasuk serangan minggu ini terhadap kilang minyak besar di wilayah Rostov, Rusia, dengan menggunakan rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris.
Jajak pendapat ini dilakukan oleh JL Partners antara tanggal 20 dan 21 Desember di antara sampel pemilih terdaftar yang mewakili secara nasional. Margin kesalahannya plus minus 3,1 poin persentase.









