Israel menempati lima pos di Lebanon dan sering melakukan serangan udara di selatan negara itu yang dikatakan menargetkan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.

Memuat

Selama dua tahun terakhir, serangan udara Israel di Lebanon telah menewaskan sejumlah pejabat Hizbullah, serta faksi Palestina seperti Hamas.

Saleh Arouri, wakil ketua politik Hamas dan pendiri sayap militer kelompok tersebut, tewas dalam serangan pesawat tak berawak di pinggiran selatan Beirut pada 2 Januari 2024. Beberapa pejabat Hamas lainnya tewas dalam serangan sejak itu.

Hamas memimpin serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Hal itu memicu serangan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan puluhan ribu warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Sehari setelah perang Israel-Hamas dimulai, Hizbullah mulai menembakkan roket ke pos-pos Israel di sepanjang perbatasan. Israel membalasnya dengan penembakan dan serangan udara di Lebanon, dan kedua belah pihak terjebak dalam konflik yang meningkat yang menjadi perang besar-besaran pada akhir September 2024.

Memuat

Perang tersebut, yang merupakan konflik terbaru dari beberapa konflik yang melibatkan Hizbullah selama empat dekade terakhir, menewaskan lebih dari 4.000 orang di Lebanon, termasuk ratusan warga sipil, dan menyebabkan kerugian senilai $16,9 miliar, menurut Bank Dunia. Di Israel, 127 orang tewas, termasuk 80 tentara.

Perang berakhir pada akhir November 2024 dengan gencatan senjata yang ditengahi AS. Sejak itu, Israel telah melancarkan sejumlah serangan udara di Lebanon, dengan mengatakan bahwa Hizbullah sedang berusaha membangun kembali kemampuannya.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan lebih dari 270 orang tewas dan sekitar 850 orang terluka akibat tindakan militer Israel sejak gencatan senjata.

Tautan Sumber